Akademisi Untag Surabaya Sambut Baik Danantara University, tapi...

Akademisi Untag Surabaya Sambut Baik Danantara University, tapi...

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 27 Agu 2025 21:40 WIB
Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Supangat PhD ITIL COBIT CLA CISA
Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Supangat PhD ITIL COBIT CLA CISA (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Danantara University baru diluncurkan melalui Daya Anagata Nusantara, sebuah universitas korporat yang digadang-gadang akan mencetak SDM unggul berkelas global. Sembilan universitas bergengsi dunia digandeng untuk mengembangkan riset, inovasi, dan pengajaran.

Akademisi sekaligus Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Supangat PhD ITIL COBIT CLA CISA turut mengomentari. Dia menyambut baik, tetapi juga ada kewaspadaan.

"Sebagai bagian dari keluarga besar perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia, saya menyambut langkah ini dengan sikap terbuka, tetapi juga penuh kewaspadaan. Kehadiran institusi berstandar global di dalam negeri jelas membawa atmosfer persaingan baru, tidak hanya bagi perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi juga bagi lebih dari 4.000 PTS yang selama ini menopang pendidikan bagi lebih dari 5 juta mahasiswa Indonesia," kata Supangat kepada detikJatim, Rabu (27/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Supangat, Danantara University menjadi alarm yang membangunkan. Jika PTS selama ini sering tertinggal dalam akses pendanaan riset, fasilitas, dan jejaring internasional, maka Danantara University akan menjadi tolok ukur baru.

ADVERTISEMENT

"Namun, bukankah setiap tantangan selalu membawa peluang? PTS memiliki modal unik yang sering kali tidak dimiliki PTN atau universitas internasional, contohnya kedekatan dengan komunitas lokal, fleksibilitas kurikulum, dan budaya adaptif terhadap perubahan teknologi," ujarnya.

Ia mengatakan, di Untag Surabaya telah memulai langkah-langkah konkret memastikan mahasiswa siap menghadapi dunia global. Seperti transformasi digital di layanan akademik, kolaborasi riset terapan dengan industri, serta pengembangan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi menjadi prioritas.

"Prestasi mahasiswa dan dosen di kancah nasional maupun internasional, serta perolehan akreditasi unggul untuk beberapa program studi, adalah bukti bahwa PTS mampu bersaing dengan standar tinggi. Kami percaya, kualitas tidak hanya diukur dari kemitraan dengan universitas luar negeri, tetapi juga dari dampak nyata terhadap masyarakat dan industri," jelasnya.

Dia berharap pemerintah memberikan ruang dan dukungan kebijakan yang seimbang untuk PTS. Insentif riset, pendanaan inovasi, serta akses jejaring internasional seharusnya tidak hanya dimonopoli oleh satu entitas.

"Jika kita ingin SDM Indonesia unggul di panggung global, maka seluruh ekosistem pendidikan tinggi, PTN, PTS, dan universitas korporat, harus bergerak bersama, saling mengisi, bukan saling meniadakan," harapnya.

Pakar IT ini percaya bahwa masa depan pendidikan tinggi Indonesia tidak ditentukan oleh satu institusi saja. Melainkan kolaborasi dengan semua pihak.

"Danantara University boleh menjadi pelopor, tetapi PTS seperti kami akan menjadi penggerak yang menjaga keberagaman, inovasi, dan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Bagi kami, setiap mahasiswa adalah harapan, dan setiap lulusan adalah bukti bahwa PTS mampu melahirkan pemimpin masa depan yang setara di panggung dunia," pungkasnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads