Kematian balita Hanania Fatin Majida (2 tahun 10 bulan), warga Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, meninggalkan duka mendalam, sekaligus pertanyaan besar. Selama lima hari dirawat di Klinik Siaga Medika, keluarga mengaku tidak pernah menerima hasil laboratorium dan tak mendapat informasi tentang kondisi anaknya.
Parahnya, Kartu Keluarga (KK) asli yang dijadikan jaminan biaya rujukan hingga kini belum dikembalikan. Kejadian ini memicu protes keluarga hingga menjadi sorotan publik terkait pelayanan kesehatan di Sidoarjo.
"Sejak anak saya masuk tanggal 4 Juli 2025, sampai sekarang, hasil lab tidak pernah kami terima. Kami tahu anak kami DBD setelah di RSUD. Selama dirawat, kami juga tidak diberi tahu kondisi anak kami membaik atau memburuk. KK asli yang kami jaminkan juga belum dikembalikan," ungkap Hasan Bisri, ayah Hanania, kepada detikJatim, Rabu (27/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Hanania mengalami demam tinggi dan dibawa ke Klinik Siaga Medika. Namun, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dibawa ditolak pihak klinik dengan alasan tidak aktif. Padahal, menurut pihak RSUD Sidoarjo, KIS itu masih aktif dan dapat dipakai.
"Kami ini keluarga pas-pasan. Harusnya KIS bisa dipakai. Tapi, karena ditolak, kami terpaksa bayar biaya pribadi, bahkan harus utang. Anak kami malah makin parah setelah lima hari dirawat," lanjut Hasan.
Namun, kondisi Hanania terus memburuk selama menjalani perawatan. Luka melepuh mulai muncul, diduga akibat infus yang dipasang tidak tepat. Pada dini hari di hari kelima perawatan, balita malang itu mengalami kejang.
Keluarga pun meminta agar Hanania dirujuk ke rumah sakit, namun klinik menolak dan meminta biaya perawatan sebesar Rp 3.020.000 terlebih dahulu. Permintaan rujukan baru dipenuhi setelah keluarga menyerahkan Kartu Keluarga (KK) asli sebagai jaminan.
Sayangnya, setibanya di RSUD Sidoarjo, kondisi Hanania sudah kritis. Putri ketiga Hasan Bisri itu hanya bertahan selama 12 jam sebelum mengembuskan napas terakhir.
"Yang lebih menyakitkan, kami sudah kehilangan anak kami, tapi masih ditagih biaya. Kami cuma ingin keadilan," ujar Siti Nur Aini, ibu korban, dengan mata berkaca-kaca.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Klinik Siaga Medika belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan dan tuntutan dari keluarga Hanania.
(irb/hil)