Balita Sidoarjo Meninggal Diduga Klinik Lambat Penanganan

Balita Sidoarjo Meninggal Diduga Klinik Lambat Penanganan

Suparno - detikJatim
Selasa, 26 Agu 2025 12:15 WIB
Orang tua balita Sidoarjo yang meninggal diduga malapraktik.
Orang tua balita Sidoarjo yang meninggal diduga malapraktik. Foto: Suparno/detikJatim
Surabaya -

Hanania Fatin Majida, balita berusia 2 tahun 10 bulan asal Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, meninggal dunia usai lima hari dirawat di klinik. Keluarganya menuding penanganan yang lambat membuat nyawa putri kecil mereka tak tertolong.

"Anak saya awalnya hanya demam biasa, tapi karena kami khawatir, kami langsung bawa ke Klinik Siaga Medika. Tapi, KIS ditolak. Kami terpaksa bayar sendiri, walaupun harus berutang," kata Siti Nur Aini kepada detikJatim saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/8/2025), dengan suara bergetar.

Menurut Nur Aini, anaknya dibawa ke klinik pada 4 Juli 2025, dan dirawat selama lima hari, namun kondisinya tidak membaik. Justru luka melepuh muncul di tangan anaknya setelah diinfus. Tangan kiri Hanania pun sempat bengkak, sehingga infus dipindah ke kanan. Namun, tangan kanannya juga mengalami hal yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tangannya sampai bengkak sebesar tangan orang dewasa. Katanya alergi dari pembalut infus, tapi kami melihat sendiri, itu tidak wajar," tutur Aini dengan mata berkaca-kaca.

Puncaknya, Hanania mengalami kejang pada dini hari dan kondisinya semakin memburuk. Keluarga meminta rujukan segera ke rumah sakit, namun tidak langsung diberikan karena pihak klinik meminta pelunasan biaya perawatan Rp 3,02 juta terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak punya uang sebesar itu. Akhirnya kami kasih Kartu Keluarga asli sebagai jaminan. Baru mereka kasih rujukan," ucapnya lirih.

Saat tiba di RSUD Sidoarjo, kondisi Hanania sudah membiru dan bengkak. Di sana, keluarga baru mengetahui bahwa Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Hanania ternyata masih aktif.

"Kalau dari awal KIS diterima, kami tidak akan bayar, dan bisa langsung dirujuk. Tapi, semua terlambat," ujar Aini sambil menahan air mata.

Hanania hanya sempat dirawat 12 jam di RSUD Sidoarjo sebelum dinyatakan meninggal dunia. Di tengah duka, keluarga mendapatkan tagihan sisa biaya dari pihak klinik. Bahkan hingga kini, Kartu Keluarga mereka masih ditahan.

"Kami hanya ingin keadilan. Jangan sampai ada lagi anak lain yang jadi korban seperti Hanania. Kami kehilangan anak, tapi masih juga ditagih-tagih. Rasanya nggak adil," tegas Aini.

Kini, keluarga berencana melapor ke instansi terkait untuk mencari keadilan atas meninggalnya Hanania, yang diduga akibat kelalaian dan keterlambatan penanganan medis di klinik.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads