23 Agustus Hari Peringatan Konferensi Meja Bundar, Simak Sejarahnya

23 Agustus Hari Peringatan Konferensi Meja Bundar, Simak Sejarahnya

Mira Rachmalia - detikJatim
Sabtu, 23 Agu 2025 03:00 WIB
Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) salah satunya membahas mengenai  Republik Indonesia Serikat.
Konfrensi Meja Bundar Foto: Wikimedia Commons/40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1
Surabaya -

Setiap tanggal 23 Agustus, bangsa Indonesia memperingati salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan diplomasi kemerdekaan, yaitu Konferensi Meja Bundar (KMB). Momen ini menjadi tonggak besar dalam perjalanan Indonesia meraih pengakuan kedaulatan dari Belanda setelah bertahun-tahun menghadapi peperangan dan tekanan kolonial.

Konferensi yang berlangsung di Den Haag, Belanda, pada tahun 1949 ini bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan forum resmi yang mempertemukan Indonesia, Belanda, serta beberapa pihak terkait untuk mencari solusi damai. Melalui KMB, akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, meskipun dengan sejumlah kesepakatan yang hingga kini masih menjadi bahan perbincangan sejarah.

Apa Itu Konferensi Meja Bundar (KMB)?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah perundingan yang digelar pada 23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuannya adalah menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda terkait pengakuan kemerdekaan yang diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945.

Dalam bahasa Belanda, KMB disebut Nederlands-Indonesische Rondetafelconferentie, sementara dalam bahasa Inggris dikenal dengan Dutch-Indonesian Round Table Conference. Perundingan ini melibatkan tiga pihak utama: Republik Indonesia, Belanda, serta Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) atau Majelis Permusyawaratan Federal yang mewakili negara-negara bagian bentukan Belanda.

ADVERTISEMENT

Latar Belakang Konferensi Meja Bundar

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Belanda tidak serta-merta mengakui kemerdekaan Indonesia. Mereka masih berusaha menguasai kembali wilayah nusantara setelah Jepang menyerah pada tahun 1945. Akibatnya, terjadi konflik bersenjata serta perundingan diplomatik yang berulang kali menemui jalan buntu.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya turun tangan dengan membentuk United Nations Commission for Indonesia (UNCI). Komisi ini mendorong terciptanya kesepakatan internasional agar konflik dapat diselesaikan secara damai. Salah satu hasilnya adalah pertemuan besar di Den Haag yang kemudian dikenal dengan nama Konferensi Meja Bundar.

Perjalanan Menuju KMB

Sebelum KMB terlaksana, Indonesia dan Belanda sudah beberapa kali menandatangani perjanjian, seperti Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), hingga Perjanjian Roem-Roijen (1949). Sayangnya, kesepakatan tersebut tidak mampu menghentikan ketegangan di lapangan.

Melalui KMB, kedua negara akhirnya duduk bersama untuk membicarakan penyerahan kekuasaan secara resmi dari Belanda kepada Indonesia. Pertemuan ini berlangsung intens selama lebih dari dua bulan dan menghasilkan sejumlah keputusan penting.

Hasil Konferensi Meja Bundar

Pada 2 November 1949, KMB mencapai beberapa kesepakatan utama, antara lain:

  • Belanda mengakui Indonesia sebagai negara berdaulat dengan bentuk federal bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 negara bagian.
  • Kedaulatan Indonesia diserahkan secara resmi pada 27 Desember 1949.
  • Indonesia mengambil alih hutang Hindia Belanda sekitar 4,6 miliar gulden, yang kemudian menuai kritik karena memberatkan ekonomi bangsa yang baru merdeka.
  • Status Irian Barat (Papua) tidak langsung diserahkan, melainkan akan dibicarakan lebih lanjut setahun kemudian.

Meskipun tidak semua keputusan menguntungkan Indonesia, KMB tetap dianggap sebagai tonggak besar karena Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

Dampak Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia

KMB membawa dampak yang besar, baik secara positif maupun negatif. Di satu sisi, Indonesia akhirnya diakui sebagai negara merdeka dan berdaulat di mata dunia. Di sisi lain, beban hutang warisan Belanda sempat memperlambat pembangunan ekonomi.

Namun, dari segi sejarah, KMB adalah akhir dari kolonialisme Belanda di Indonesia dan menjadi awal dari pengakuan internasional terhadap Republik Indonesia. Dalam waktu singkat, RIS kemudian kembali berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1950.

Peringatan 23 Agustus sebagai Hari Konferensi Meja Bundar menjadi pengingat betapa pentingnya perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan. Jika Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah tonggak awal kemerdekaan, maka KMB 23 Agustus - 2 November 1949 adalah pintu pengakuan kedaulatan Indonesia secara sah di mata dunia.




(ihc/ihc)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads