Contoh Khutbah Jumat 22 Agustus 2025 Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Contoh Khutbah Jumat 22 Agustus 2025 Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 22 Agu 2025 06:00 WIB
Ilustrasi pidato, khutbah Jumat, dan ceramah
Ilustrasi Khutbah Jumat/Foto: storyset/Freepik
Surabaya -

Umat Islam sebentar lagi akan memasuki bulan Rabiul Awal atau yang lebih dikenal dengan bulan Maulid Nabi. Bulan istimewa ini selalu dinantikan karena menjadi momentum untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya dalam kalender Hijriah.

Pada tahun 2025, peringatan Maulid Nabi jatuh pada 5 September, sementara awal bulan Rabiul Awal 1447 H dimulai pada 25 Agustus.

Menyambut datangnya bulan penuh makna ini, banyak masjid dan jamaah yang mempersiapkan tema khusus untuk khutbah Jumat. Materi khutbah biasanya berfokus pada keteladanan Rasulullah SAW, semangat mencintai Nabi, hingga cara meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, memilih khutbah Jumat bertema Maulid Nabi menjadi sangat tepat agar jamaah semakin termotivasi untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah. Dalam artikel ini, akan dibahas kumpulan contoh khutbah Jumat menyambut bulan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan referensi khatib.

Contoh Khutbah Jumat 22 Agustus 2025

Teks khutbah Jumat ini dikutip dari beberapa sumber. Berikut contoh khutbah Jumat untuk tanggal 22 Agustus 2025.

ADVERTISEMENT

Contoh Khutbah 1: Maulid Nabi, Kelahiran Sang Pembawa Rahmat

Dikutip dari situ Kementerian Agama berikut contoh khutbah Jumat

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yakni takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta'ala dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka.

Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.

Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala,
Di bulan Maulid ini, seyogianya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.

Imam Ibnu 'Abbas menyebutkan dalam tafsirnya, siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.

Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu 'alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi Saw berlaku santun dan mengasihi.

Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi shallallahu 'alahi wa sallam ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga Nabi dilempari batu.

Kala itu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi, apabila dibolehkan maka ia akan membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang yang tinggal di sana akan wafat semua. Namun apa sikap Nabi shallallahu 'alahi wa sallam? Nabi berucap andai mereka saat ini tidak menerima Islam, semoga anak cucu mereka adalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu...

Dikisahkan juga dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, pada suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, "Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, "Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!"

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Di antara sifat mulia Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam yang perlu kita teladani juga adalah sifat pemaafnya. Ingatlah kisah ketika Nabi shallallahu 'alahi wa sallam perang Uhud bersama kaum Muslimin, kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib ikut berperang. Di tengah peperangan, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak berkulit hitam. Wahsyi tidak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja dan selesai, namun ia mencabik-cabik isi perutnya juga.

Hal ini membuat Nabi shallallahu 'alahi wa sallam sangat sedih, sakit hati dan marah. Bayangkan! Paman yang begitu dicintainya wafat dengan cara mengenaskan seperti itu. Akan tetapi, ketika Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk Islam, Nabi pun memaafkannya, meski beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi lagi sebab akan terus mengingatkannya kepada peristiwa terbunuhnya pamannya.

Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala,

Mengenai sifat memaafkan, sungguh Allah telah berfirman dalam surat Al-A'raf Ayat 199:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."

Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf, maka dapat kita rasakan lingkungan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi damai, tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam.

Semoga di bulan Maulid ini kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah, yang mana dalam mencontoh dan menerapkan akhlaknya terdapat kemaslahatan yang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Contoh Khutbah 2: Maulid Nabi Tiba, Jaga Akhlak Generasi Muda

Masih dikutip dari situs kementerian agama berikut contoh Khutbah Jumat untuk maulid Nabi Muhammad SAW


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ . فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah saw. Semoga kita senantiasa termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Agung Muhammad saw di hari kiamat. Amin.

Saat ini, kita sedang berada di bulan Rabiul Awwal yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid. Disebut demikian memang karena dalam bulan ini terjadi sebuah kejadian agung yakni kelahiran Nabi Muhammad saw. Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita diperintahkan untuk senantiasa bershalawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita saja yang bershalawat, Malaikat dan Allah swt pun bershalawat kepada beliau. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 56:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Kehadiran Nabi Muhammad ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak manusia. Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

"Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Akhlak menjadi bagian utama dalam bangunan kepribadian seorang muslim sehingga para ulama menyebut bahwa "Al-Adabu fauqal ilmi'. Bahwa adab, tatakrama, akhlak, di atas ilmu yang dalam artian harus didahulukan untuk dimasukkan dalam diri setiap muslim. Dalam pendidikan pun sudah seharusnya mengedepankan aspek afektif (sikap dan karakter) dibanding aspek kognitif (kepintaran otak). Maka itu fungsi guru dan orang tua yang paling utama adalah mendidik agar generasi muda menjadik baik. Bukan hanya mengajar untuk menjadikan generasi muda menjadi pintar.

Pendidikan karakter dan akhlak generasi muda di era saat ini menjadi sangat dan sangat penting. Hal ini karena tantangan dan godaan zaman di tengah perkembangan teknologi semakin menjadi-jadi. Akibat perkembangan teknologi dan informasi saat ini, ancaman terhadap degradasi moral sangat terlihat di depan mata. Kita lihat bagaimana saat ini akhlak para pemuda sudah mulai tereduksi akibat gaya hidup digital di zaman modern.

Kejadian tindakan kriminal, asusila, kurangnya kepedulian sosial dan menurunnya rasa sosial-kemanusiaan yang dilakukan dan dimiliki generasi muda mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita rasakan mereka lebih asik bermain di dunia maya dengan ponselnya dari pada bersosialisasi di dunia nyata. Kebiasaan berkomentar di media sosial yang tak melihat dengan siapa ia berbicara, terbawa dalam kehidupan nyata. Sehingga bisa dirasakan mereka menyamakan antara berbicara dengan teman dan berbicara dengan orang tua.

Gampangnya berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari informasi juga sedikit demi sedikit menjadikan para generasi muda menggampangkan berbagai hal. Ini berdampak kepada sikap malas dan mudah menyerah pada tantangan permasalahan yang dihadapi. Mereka terdidik dengan hasil yang instan tanpa perjuangan berat dan menghilangkan etos perjuangan serta sikap tak kenal menyerah.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Fenomena-fenomena ini patut direnungi oleh kita dan para orang tua pada umumnya. Momentum Maulid Nabi Muhammad saw menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus. Perlu dipantau aktivitas mereka saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga. Akhlak menjadi barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran yang menjadi barometer!. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dari Ibnu Umar:

خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya."

Sudah saatnya di bulan Maulid ini kita kembali meneladani akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surat Al-ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Selain menjadikan Maulid sebagai momentum menjaga akhlak generasi muda, mari jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan meningkatkan kuantitas dan kualitas shalawat dan cinta kita kepada Nabi Muhammad. Perbanyak shalawat, insyaallah hidup menjadi nikmat karena mendapat syafaat di hari kiamat.

Syafaat dari Nabi Muhammad menjadi hal yang sangat penting untuk kita raih. Karena kita tidak tahu ibadah mana yang akan diterima di sisi Allah. Menurut kita kuantitas dan kualitas ibadah sudah maksimal, namun belum tentu di sisi Allah swt. Sehingga kita perlu senantiasa berdoa untuk meraih rahmat dari Allah serta perbanyak bershalawat kepada Nabi untuk meraih syafaatnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan ada seorang sahabat yang mengadu kepada Nabi. Ia merasa tidak rajin dalam menjalankan ibadah namun punya modal kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Jawaban Nabi pun sangat menggembirakan. Nabi mengatakan sahabat tersebut akan dikumpulkan bersama Nabi di hari kiamat.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

"Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Semoga kita bisa meneruskan dan mewujudkan misi Nabi kepada para generasi muda yakni menjadikan akhlak mulia sebagai sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani akhlak Nabi dan kita akan menjadi umatnya yang mendapatkan syafaatnya dan masuk dalam surganya Allah swt. Amin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Jumat 3: Memasuki Bulan Maulid, Mari Tiru Akhlak Nabi Saw

Dikutip dari situs NU Online, berikut contoh khutbah Jumat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَالْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: قَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta'ala dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan sifat takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka. Baca Juga Tiru Rasulullah Bukan Sekadar Jenggot, Tapi Akhlak Memasuki bulan lahirnya teladan kita semua, baginda besar Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, marilah kita perbanyak membaca selawat. Semoga dengan banyaknya selawat kita kepada baginda Nabi, akan menyelamatkan kita di hari pembalasan nanti, dengan adanya syafaat dari Nabi. Bergembiralah kita semua akan datangnya bulan ini. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair:

تَرَحَّبْنَا بِقُدُوْمِ الشَّهْرِ الْبَدِيْع. مَرْحَبًا فَمَرْحَبًا يَا شَهْرَ الرَّبِيْع

"Kita ucapkan "selamat!" dan bersuka cita atas datangnya bulan yang indah. Selamat datang... Selamat datang... bulan Rabi'ul awwal!. Jamaah sekalian.. Di bulan maulid ini akan kita temukan banyak peringatan maulid yang digelar di tengah masyarakat. Selain untuk membaca selawat kepada Nabi, momen ini juga kita gunakan untuk membaca perjalanan hidup beliau yang dihimpun oleh para penulis kitab-kitab maulid, dan tentunya yang paling penting sekali adalah menjadi momen bagi kita untuk mengetahui bagaimana akhlak beliau kemudian mengikutinya.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Kita tidak mungkin mampu menceritakan bagaimana akhlak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara keseluruhan. Akhlak beliau begitu mulia, di tiap hembusan nafasnya selalu tercermin keindahan perangai dan teladan yang menjadi contoh bagi umatnya, bahkan bagi seluruh manusia di muka bumi ini. Meski kita tidak dapat menggambarkan keseluruhan akhlak Nabi yang mulia, akan tetapi tentunya kita dapat mengetahui akhlak dan perangai beliau yang baik dari Al-Quranul karim, hadis-hadis Nabi, dan juga kitab-kitab tentang maulid Nabi. Dalam Al-Quran surah al-Taubah ayat 128 disebutkan tentang bagaimana sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." Pada ayat yang tadi khatib bacakan, terlihat betapa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang sangat menyayangi kita sebagai umatnya. Dalam tafsir al-Mishbah disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang manusia sama seperti kita, namun Nabi merasa sedih dengan penderitaan yang kita rasakan. Nabi ingin umatnya hidup dalam kemudahan dengan adanya petunjuk dari Allah subhanahu wa ta'ala, dan sudah barang pasti beliau sangat mengasihi dan menyayangi orang-orang yang beriman.

Ma'asyiralmusliminrahimakumullah

Kasih sayang beliau sangat terasa bagi orang-orang di sekelilingnya, salah satunya adalah sebagaimana yang diceritakan oleh sahabat Anas radhiyallallahu 'anhu:

خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِى أُفًّا. قَطُّ وَلاَ قَالَ لِى لِشَىْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلاَّ فَعَلْتَ كَذَا.

Artinya: "Anas bin Malik radhiyallallahu 'anhu berkata: "Aku membantu Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, demi Allah tidak pernah beliau mengatakan: "Duh" (tanda kecewa terhadap Anas), dan tidak pernah mengatakan kepadaku: "Kenapa engkau kerjakan seperti ini atau mengapa tidak kau kerjakan seperti ini saja..."(Hadits riwayat Imam Muslim) Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Kita juga dapat meneladani akhlak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang tertera dalam kitab-kitab maulid Nabi. Salah satunya kitab maulid yang sering kita baca adalah maulid al-Barjanzi karya Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim.

Beliau menyebut di dalam kitab al-Barjanzi:

وَأَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِي حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَسَجَيَاهُ

Artinya "Sungguh Nabi adalah kekasih Allah yang bagus watak dan budi pekertinya."

Syekh Ja'far al-Barzanji menyebutkan beliau adalah sosok yang tidak membeda-bedakan manusia, semuanya beliau ayomi.

وَيُحِبُّ الْفٌقَرَاءَ وَالْمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ جَنَائِزَهُمْ وَلَا يَحْقِرُ فَقِيْرًا

Artinya "Beliau mencintai orang fakir dan miskin, suka duduk bersama mereka, menjenguk orang-orang yang sakit diantara mereka, mengantar jenazah mereka, dan tidak mencemoohkan orang yang fakir.

وَيَتَألّفُ أَهْلَ الشَّرَفِ وَيُكْرِمُ أَهْلَ الْفَضْلِ وَيَمْزَحُ وَلَا يَقُوْلُ إِلاَّ حَقًّا

Artinya "Beliau menyukai orang yang mulia dan menghormati orang yang memiliki keutamaan, juga bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Beliau tidak pernah bersabda melainkan yang benar sebuah kebenaran".

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Marilah bersama-sama kita peringat bulan maulid ini dengan sekhidmat mungkin. Kita resapi sirah dan perjalanan hidup sang teladan bagi umat manusia. Kita tiru akhlak-akhlaknya. Kita jalankan pesan-pesannya. Kita hidupkan sunnah-sunnahnya. Semoga dengan mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kita kelak akan mendapatkan syafa'atul 'uzma di hari kiamat. Amiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

4. Contoh Khutbah: Meneladani Jejak Hidup Nabi

Dikuti dari situs Suara Muhammadiyan, berikut contoh khutbah jelang maulid

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita senantiasa memancarkan rasa syukur kehadirat Allah SwT. Tuhan Yang Maha Kasih lagi Pengasih, Sang Pencipta Pemberi anugerah hidup ini. Dialah yang telah memberikan kesempatan kita hidup untuk kesekian kalinya dengan merasakan nikmat sehat, sehingga dapat menjalani aktivitas dalam kondisi sehat tanpa adanya kekurangan suatu apapun.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah SwT kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Nabi akhir zaman yang dihadirkan Allah SwT untuk menyampaikan risalah Islamiyah sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sosok manusia agung yang memberikan secercah nur keteladanan laik dijadikan pengajaran bagi kita. Dengan demikian, hidup ini makin bermakna dan berwarna kini dan di masa mendatang.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Tanggal 28 September 2023 bertepatan 12 Rabiul Awal 1445 H umat Islam mengenang kelahiran Nabi Muhammad Saw. Adalah sosok adiluhung di muka bumi dilahirkan di Makkah dan wafat di Madinah kota peradaban. Umat Islam terpinga-pinga mendengar kisah hidup bertabur tarbiyah lewat shirah nabawiyah (historis Nabi). Hidupnya sarat dengan keteladanan yang sangat laik dipetik pelajarannya.

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Qs al-Ahzab [33] ayat 21).

Lewat redaksi surat ini, Tuhan menunjukkan eksistensi kepribadian Nabi memiliki keteladanan yang tepat dijadikan patron bagi umat Islam. Hal tersebut berorientasi agar memperoleh kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

Dalam kesehariannya, Nabi memancarkan kemuliaan perilaku. Di sini ada satu keteladanan yang bisa diejawantahkan, yakni meniru perilakunya. Berbicara perilaku Nabi, tidak perlu dinafikan karena demikianlah Tuhan sendiri mengatakan,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

Artinya: "Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Qs al-Qalam [68] ayat 4).

Ma'asyiral Muslimin Rahmikamullah

Kemuliaan perilakunya seperti kasih sayang, cinta perdamaian, lapang hati, menahan amarah, dan masih banyak lagi. Karena itu, dalam memperingati Maulid Nabi, penting untuk berkontemplasi apakah kita sudah memiliki kemuliaan perilaku sebagaimana Nabi teladankan?

Melongok abad kontemporer, masyarakat cenderung subversif dalam menjalani kehidupan. Hal itu terbukti dengan begitu masifnya tragedi kemanusiaan di sekitar kita. Yakni manusia saling menghujat, memfitnah, bahkan melakukan pembunuhan antarsesama manusia.

Semua itu sampai sekarang masih terus terjadi dengan spektrum makin luas. Terlebih pesatnya kemajuan digital dengan serba kemudahannya, menjadi wahana empuk bagi para pelaku perusak keharmonian hidup berbangsa. Melihat realitas di atas, masih banyak yang perlu diperbaiki dalam diri kita bersama.

Selain itu, keteladanan lain dari Nabi yakni berdakwah. Nabi berdakwah selama tempo 23 tahun mampu mentransformasikan peradaban Jahiliyah menjadi tercerahkan. Dakwahnya sangat damai tak pernah menebar kebencian dan permusuhan. Metode dakwahnya hikmah dan kebajikan (Qs al-Nahl [16] ayat 125), hatta Islam dapat pahami secara rasional tak pelak sampai saat ini ada sekitar 2 miliar manusia di dunia memeluk Islam.

Ma'asyiral Muslimin Rahmikamullah

Maka kalau ingin menyemai ajaran Islam, berdakwahlah dengan santun. Jangan jadikan dakwah ajang merendahkan, menista, bahkan mendiskriminasikan hanya karena perbedaan. Berdakwah harus bisa mendamaikan dan menyatukan lintas perbedaan. Jadikan dakwah pintu utama untuk membangun kehidupan kebangsaan harmoni lagi mencerahkan di jagat semesta raya.

Nabi telah memberikan keteladanan luar biasa. Kini giliran kita untuk mengcopy-paste aneka keteladanannya. Mudah-mudahan hidup kita makin berwarna dengan meneladani jejak hidup Nabi akhir zaman tersebut.

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Demikian detikers contoh khutbah Jumat 22 Agustus 2025.

Halaman 2 dari 2
(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads