Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyinggung capaian penurunan kemiskinan nasional. Pernyataan itu langsung ditanggapi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak.
Emil menyampaikan bahwa persentase kemiskinan di Jawa Timur telah menurun dan kini sudah berada di angka satu digit. Meski begitu, ia mengakui jumlah absolut masyarakat miskin masih besar karena populasi Jatim juga tinggi.
"Kalau strateginya betul, kita genjot. Kalau belum efektif, kita sempurnakan. Tapi ini belum selesai, justru semakin menantang. Persentase penting sebagai ukuran, karena kalau kerja tidak diukur sama saja seperti berjalan tanpa peta dan tanpa kompas," kata Emil, Minggu (17/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, strategi pengentasan kemiskinan di Jatim dilakukan dengan pendekatan by name by address. Artinya, setiap warga miskin diidentifikasi secara detail sesuai nama dan alamat yang telah terdata.
"Penyesuaian ini membuat penanganan kemiskinan tidak bisa hanya jadi urusan Dinas Sosial, tetapi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bergerak bersama," ujarnya.
Menurut Emil, pendekatan tersebut memungkinkan pemerintah memahami tantangan spesifik setiap kelompok, mulai dari pekerja kota, lansia, petani, pedagang kaki lima, hingga warga usia produktif lainnya.
"Karena itu Presiden sudah menekankan pentingnya Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTKSEN) agar tidak ada perbedaan data antar-dinas," imbuhnya.
Dengan basis data tunggal, Emil menegaskan, pemerintah bisa memastikan program benar-benar menyasar warga yang berhak. Dengan demikian, angka kemiskinan di Jatim dapat terus ditekan.
"Ini yang harus diperbaiki. Kalau ada program di satu desa, tapi warga miskin yang terdata tidak mendapat dampak, artinya program belum menyentuh kemiskinan itu sendiri," tuturnya.
(ihc/ihc)