Seorang warga Surabaya, MA (25) mengaku jadi korban kekerasan oleh kekasihnya. Ia mengalami sejumlah luka lebam di bagian wajah.
MA menceritakan, tindakan kekerasan itu dilakukan oleh kekasihnya, AD (34) pada Sabtu (9/8). Saat itu, korban sedang berada di rumah kekasihnya yang beralamat di Jalan Wonosari, Surabaya.
"Awalnya jam 15.00 WIB saya ke rumahnya, dia seharusnya berangkat kerja 18.00 WIB. Tapi waktu itu dia enggak kerja," ujar MA, Jumat (15/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban melanjutkan, pada pukul 20.00 WIB ada seorang teman kerja yang meneleponnya. Hal itu rupanya membuat kekasihnya cemburu. Ia mengira bahwa MA berkomunikasi dengan pria lain.
"Saya jelaskan kalau ini teman kerja, tapi dia tetap enggak puas, terus minta bukti chatnya, enggak ada kata apa-apa, cuma (percakapannya) pakai Bahasa Indonesia. Dia langsung mukulin saya," lanjutnya.
Korban yang mulanya berada dalam posisi duduk langsung terjatuh usai dipukuli kekasihnya. Korban sempat berteriak, namun tindakan kekerasan itu tetap dilakukan secara brutal.
"Saya terkapar di lantai sambil melindungi kepala, dia tetap menginjak kepala, dibanting disuruh berdiri lagi, ditampar lagi. Saya sempat teriak minta tolong tapi mulut saya ditutup," ungkap MA.
Kemudian, korban berusaha untuk menenangkan kekasihnya itu. Ia lalu baru bisa meninggalkan tempat kejadian perkara pada, Minggu (10/8) dini hari.
Lantaran sejumlah luka yang dialami, korban memutuskan untuk melaporkan peristiwa itu ke Polsek Semampir. Dirinya langsung menjalani visum.
Sang kekasih sempat berupaya meminta maaf dengan mendatangi rumahnya pada Senin (11/8) dan Selasa (12/8). Namun, korban tetap ingin melanjutkan proses hukum yang tengah berjalan.
"Semoga bisa jadi efek jera bagi dia dan agar enggak terjadi ke orang lain. Semoga segera diproses secara hukum dan keluarga saya juga ingin prosesnya dilanjutkan saja," tutupnya.
Sementara itu, Kapolsek Semampir AKP Herry Iswanto mengatakan bahwa pihaknya masih menyelediki kasus tersebut.
"Kita sedang menunggu hasil visum, proses (penyelidikan) masih berjalan," katanya.
(auh/hil)