Kabupaten Sidoarjo kembali menerima kunjungan Tim Penilai Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka verifikasi lapangan Penilaian Adipura 2025. Salah satu titik pantau yang menjadi sorotan adalah Kampung Edukasi Sampah di Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo.
Tim penilai melakukan pendalaman terkait peranan dan manajemen bank sampah yang telah berjalan efektif di kawasan tersebut. Mereka mengapresiasi upaya penataan lingkungan, pengelolaan sampah, dan keasrian kawasan yang tidak hanya memberi dampak langsung bagi warga, tetapi juga menjadi role model bagi masyarakat dan pelajar dalam mengimplementasikan pemilahan serta pengolahan sampah mulai dari sumbernya.
Kampung Edukasi Sampah telah mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan yang terintegrasi, meliputi: pemilahan sampah rumah tangga secara konsisten, pengolahan sampah organik menjadi kompos dan daur ulang kreatif untuk anorganik, manajemen bank sampah yang berkelanjutan dan transparan, pengolahan air limbah rumah tangga melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan pemanfaatan sumber daya alam seperti penampungan air hujan dan penggunaan panel surya untuk operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Sampah di Kampung Edukasi Sampah menjadi pusat ekonomi sirkular yang melibatkan warga dari berbagai kelompok usia. Warga rutin menabung sampah terpilah setiap minggu, yang kemudian ditimbang, dicatat, dan dihargai sesuai jenisnya. Hasil penjualan sampah anorganik dimanfaatkan untuk pembayaran iuran rutin RT sekaligus menjadi saldo tabungan warga yang dapat dicairkan secara berkala.
Pendekatan ini berhasil mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekaligus memberikan insentif ekonomi bagi masyarakat agar konsisten memilah dan mengolah sampah.
Ketua RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo, Andi Hariyadi, menyampaikan Apresiasinya atas terpilihnya Kampung Edukasi Sampah sebagai titik verifikasi Adipura.
"Ini adalah bukti bahwa kerja sama warga dalam menjaga lingkungan membuahkan hasil. Kami senang bisa menjadi contoh, tidak hanya untuk Sidoarjo, tetapi juga untuk daerah lain di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Kader Lingkungan setempat, Hariyanto, menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari konsistensi edukasi lingkungan.
"Kampung Edukasi Sampah bukan hanya soal mengelola sampah, tetapi bagaimana mengubah perilaku. Warga sekarang lebih sadar memilah sampah dan memanfaatkannya kembali," ungkapnya.
Salah satu pengurus Bank Sampah, Retno Mulyo, menambahkan bahwa program ini membawa manfaat nyata bagi ekonomi warga.
"Selain lingkungan yang bersih, warga juga mendapatkan manfaat finansial dari tabungan sampah. Ini membuat masyarakat semakin termotivasi," jelasnya.
Penghargaan Adipura merupakan apresiasi pemerintah pusat bagi kota/kabupaten yang berhasil menjaga kebersihan dan mengelola lingkungan perkotaan. Penilaian mencakup pengelolaan sampah, kebersihan fasilitas umum, hingga penghijauan kawasan.
Kabupaten Sidoarjo, melalui dukungan pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, terus menunjukkan komitmennya untuk mencapai target nasional pengelolaan sampah 2025 yaitu mengurangi 30% timbulan sampah dan menangani 70% sisanya secara layak dan ramah lingkungan.
Dengan konsistensi dan inovasi yang terus dikembangkan, semoga Sidoarjo dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pencapaian Adipura pada tahun ini, sekaligus menjadi teladan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di tingkat nasional.
(auh/abq)