Krisis air bersih yang setiap tahun melanda tiga desa di Kabupaten Mojokerto belum mendapatkan solusi. Rupanya pemerintah ketiga desa mempunyai aspirasi yang sama, yakni bantuan pompa air tenaga surya.
Kades Duyung, Kecamatan Trawas, Jurianto Bambang Siswantoro mengatakan, 114 keluarga di desanya mengalami kesulitan air bersih sejak kemarau akhir Juli 2025. Terdiri dari 56 keluarga di Dusun Duyung dan 58 keluarga di Dusun Bantal.
Salah satu penyebabnya letak sumber mata air di Dusun Bantal lebih rendah dari permukiman penduduk. Kedua, debit sumber air di Dusun Duyung turun menjadi 30-50% selama kemarau. Sebab air bersih dialirkan melalui pipa sekitar 3,5 Km dari Desa Tamiajeng, Trawas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ini sejak lama, 15 tahun lebih," kata Jurianto kepada detikJatim, Rabu (13/8/2025).
Menurut Jurianto, pihaknya sudah duduk bersama dengan Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim untuk mencari solusi masalah kekeringan ini. Pihaknya mengusulkan pembangunan instalasi pipa sekitar 3,5 Km untuk mengalirkan air bersih dari Sumber Lumpang di Dusun Bantal ke permukiman penduduk yang kesulitan air.
Sedangkan untuk mendorong air dari Sumber Lumpang, kata Jurianto, dibutuhkan mesin pompa listrik. Ia berharap mendapatkan bantuan panel surya sebagai sumber listrik bagi mesin pompa air. Panel surya untuk menghindari tagihan listrik yang mahal.
"Rencana listriknya dari solar sel (panel tenaga surya)," terangnya.
Kepala Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Susi Darsono juga mengharapkan solusi serupa. Menurutnya, sekitar 1.700 keluarga di Dusun Kunjoro dan Kandangan saat ini krisis air bersih. Warganya mengalami kesulitan air setiap tahun sejak puluhan tahun silam.
"Kondisi ini sejak dulu kala, sejak saya kecil sudah terjadi. Karena tidak ada sumber mata air di desa kami," ungkapnya.
Warga Dusun Kunjoro dan Kandangan biasa menampung air hujan untuk mandi, memasak, mencuci dan minum. Begitu kemarau tiba, air bersih menjadi langka dan mahal.
Betapa tidak, selama ini dua dusun tersebut hanya mengandalkan dari Sumber Lumpang di Dusun Bantal, Desa Duyung. Air bersih dari Sumber Lumpang dialirkan melalui pipa sekitar 11 Km ke penampungan di bagian bawah Dusun Kunjoro.
Selanjutnya, air ditarik ke permukiman Dusun Kunjoro dan Kandangan menggunakan 2 mesin pompa listrik secara estafet. Sebab penampungan lebih rendah sekitar 200 mdpl dibandingkan permukiman. Sumber air bersih ini sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan warga.
"Karena setiap rumah hanya dapat giliran enam hari sekali. Biaya listrik dua pompa sekitar Rp8 juta lebih per bulan. Oleh sebab itu kami usulkan ke Pemprov Jatim untuk diganti solar sel," ujar Darsono.
Karena jauh dari kata cukup, lanjut Darsono, pihaknya berharap Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim menambah pipanisasi dari Sumber Lumpang ke Dusun Kunjoro. Usulan ini juga didukung Pemerintah Desa Duyung yang rela berbagi air dengan warga Dusun Kunjoro dan Kandangan.
"Penarikan air tambahan dari Sumber Lumpang di Desa Duyung masih dalam pemaparan teknis dari konsultan," jelasnya.
Kesulitan air bersih juga dialami sekitar 600 KK atau 3.000 jiwa penduduk Dusun Buluresik dan Gajah Mungkur di Desa Manduro, Manggung Gajah (Manduro MG), Ngoro, Mojokerto sejak Mei 2025. Selama kemarau, mereka mengandalkan sumber air di Dusun Genting, Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro. Air bersih dialirkan melalui pipa sekitar 3-5 Km ke permukiman warga dua dusun ini.
"Sejak 1997 pakai pipanisasi dari Dusun Genting, tapi hanya menyala 3 hari sekali, per rumah dapat jatah 1 jam, debitnya kecil sejari kelingking. Sangat tidak cukup, warga harus berhemat," terang Kades Manduro MG, Eka Dwi Firmansyah.
Sumber air bersih lainnya, kata Eka, dari sebuah pabrik di Dusun Buluresik bagian bawah. Warga harus mengangsu menggunakan jerigen diangkut sepeda motor dengan menempuh jarak sekitar 2 Km. Kondisi ini terjadi setiap tahun selama musim kemarau.
"Krisis air bersih kalau sampai sekarang kurang lebih sudah 17 tahun. Di dua dusun ini tidak ada sumber air," cetusnya.
Senada dengan Pemdes Kuningan, Eka juga berharap Pemkab Mojokerto dan Pemprov Jatim membantu pipanisasi untuk mengalirkan air dari Sumber Lumpang di Dusun Bantal, Desa Duyung.
"Kedua, pengeboran di lokasi yang ada airnya. Namun, harus pakai alat bor yang besar karena kedalaman potensi air sekitar 110-150 meter," jelasnya.
BPBD Kabupaten Mojokerto merilis total 2.599 keluarga atau 6.459 jiwa terdampak krisis air bersih di Desa Duyung, Kunjorowesi dan Manduro MG. Yaitu 1.499 KK atau 3.034 jiwa di Desa Kunjorowesi, 597 KK atau 1.861 jiwa di Desa Manduro MG, serta 503 KK atau 1.564 jiwa di Desa Duyung.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Yo'ie Afrida Soesetyo menjelaskan, sampai saat ini belum ada solusi untuk krisis air bersih di 3 desa tersebut. Sebab belum ada sumber mata air yang bisa diambil.
"Kami sudah kolaborasi dengan Pemprov Jatim untuk visibility study beberapa kali, mata air yang bisa diambil dari Air Terjun Dlundung (di Desa Ketapanrame, Trawas) ditarik pakai pipa 21 Km. Namun, ternyata Dlundung untuk kebutuhan di Trawas saja kurang," jelasnya.
Menurut Yo'ie, pihaknya juga pernah melirik sumber air di Dusun Sekantong, Desa Kunjorowesi. Namun, dibutuhkan pipanisasi sekitar 4 Km dan mesin pompa dengan biaya listrik Rp30 juta per bulan. Opsi ini tidak diambil karena desa tidak mempunyai anggaran untuk itu.
"Termasuk (pengeboran air) di Desa Manduro MG, kami belum punya teknologinya, kedalaman 50 meter saja terbentur batu. Segala upaya sudah kami lakukan untuk mencari solusi permanen, bersurat ke pusat, pemprov. Kalau begini terus, kasihan masyarakat," terangnya.
Oleh sebab itu selama bertahun-tahun, tambah Yo'ie, BPBD Kabupaten Mojokerto hanya bisa menyakurkan bantuan air bersih untuk 3 desa. Setiap harinya, Desa Kunjorowesi dijatah 4 tangki, masing-masing tangki berisi 4.000 liter air bersih. Sedangkan untuk Desa Manduro MG dan Duyung, masing-masing dapat 3 tangki.
"Bantuan air bersih mulai 29 Juli sampai 1 September 2025. Di PAPBD 2025 insyaallah ada tambahan anggaran. Kami juga bersurat ke pemprov untuk mem-backup apabila PAPBD belum jalan, (bantuan air bersih) tidak berhenti 1 September," tandasnya.