Kata Guru di Malang Soal Bahaya Game Roblox Bagi Anak Sekolah Dasar

Kata Guru di Malang Soal Bahaya Game Roblox Bagi Anak Sekolah Dasar

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 08 Agu 2025 20:00 WIB
Roblox
Ilustrasi. (Foto: ABC News)
Malang -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti melarang siswa bermain game Roblox. Kebjjakan itu mendapat beragam tanggapan dari para guru di Kota Malang.

Lela, pengajar di SD Muhammadiyah 9 Malang menyampaikan, kekhawatirannya merespon perkembangan dunia digital dan game online kini semakin meluas, termasuk di kalangan anak-anak.

Khususnya terhadap game Roblox itu. Menurut Lela, aktivitas permainan dalam game Roblox, terutama interaksi antar pemain yang dapat berujung pada perilaku tidak pantas seperti berciuman atau bahkan hubungan intim virtual antara karakter laki-laki dan perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan bahwa meskipun banyak game lain yang memiliki konten kekerasan, yang dikhawatirkan dalam Roblox adalah kemungkinan anak-anak terpapar dengan fantasi seksual yang tidak sesuai dengan usia mereka, yang berpotensi menumbuhkan ketertarikan pada pornografi.

"Kekhawatiran terbesar saya adalah anak-anak bisa terpapar hal-hal yang belum semestinya mereka ketahui di usia mereka. Mereka bermain game, namun malah berfantasi dan terpengaruh oleh konten yang berbau seksual," ungkap Lela kepada detikJatim, Jumat (8/8/2025).

ADVERTISEMENT

Seiring dengan kemajuan teknologi yang makin pesat saat ini, peran orang tua dan guru dalam mengawasi aktivitas digital anak menjadi semakin penting.

Dalam hal ini, pendampingan yang aktif dari orang tua bisa mengurangi risiko paparan konten berbahaya di dunia maya.

"Pengawasan orang tua saat anak bermain game sangat krusial. Selain menghindari konten negatif, orang tua juga bisa memberikan edukasi mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam dunia digital," kata Lela.

Namun, tidak semua guru memiliki pandangan yang sama mengenai dampak negatif Roblox.

Wahyuni, guru di salah satu SD Negeri di Kedungkandang, Kota Malang, menyatakan bahwa sejauh ini belum ada dampak negatif langsung yang dirasakan akibat permainan Roblox dalam konteks pembelajaran di sekolah.

Wahyuni juga menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pengamatannya, sebagian besar siswa yang didik, banyak yang pernah bermain Roblox.

Akan tetapi mereka mengaku tidak menemukan unsur kekerasan dalam game yang mereka mainkan.

"Roblox itu memiliki banyak variasi permainan. Tidak semua permainan di Roblox mengandung kekerasan. Sebagian besar anak saya justru menikmati permainan yang bersifat kreatif dan mendidik," jelas Wahyuni terpisah.

Meskipun begitu, Wahyuni menekankan bahwa penting untuk memberikan pendampingan dari orang tua selama anak-anak bermain game.

"Game apapun punya sisi positif dan negatifnya. Orang tua harus turut andil dalam pengawasan agar anak tetap bermain dengan bijak," tambahnya.

Wahyuni juga menambahkan bahwa komunikasi terbuka dengan anak mengenai pengalaman mereka saat bermain game bisa membantu mendeteksi jika ada sesuatu yang mencurigakan atau tidak pantas.

Untuk itu, penting bagi sekolah dan orang tua untuk saling berkolaborasi menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan anak-anak.

"Guru dapat memberikan edukasi mengenai dampak positif dan negatif dari game, sementara orang tua harus lebih aktif dalam memantau penggunaan perangkat elektronik anak mereka," pungkasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads