Eri Optimistis Tekan KDRT-Tingkatkan Ketahanan Keluarga di Surabaya

Eri Optimistis Tekan KDRT-Tingkatkan Ketahanan Keluarga di Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 07 Agu 2025 07:30 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi optimis pemkot dapat menekan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Dia juga ingin meningkatkan ketahanan keluarga di Kota Pahlawan.

"Kalau keluarga itu sudah kuat, maka secara otomatis ketahanannya kota ini pasti akan kuat. Contoh, kalau tidak ingin ada geng motor, kalau tidak ingin ada tawuran, maka keluarga itu harus kuat," kata Eri kepada wartawan di Convention Hall, Kamis (7/8/2025).

Eri mengatakan, anak yang bermasalah sebagian besar dari keluarga yang bermasalah. Orang tua juga terkadang tidak mau mengalah kepada anak sehingga berpengaruh pada karakter anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau ada anak yang salah, berarti ketahanan keluarganya juga salah. Maka kita kuatkan dari keluarga. Kalau sudah kuat keluarganya, tolong-menolong, gotong-royong, akhlaknya kuat, maka kota ini juga akan sejahtera. Itu pasti," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut, salah satu ciri ketahanan keluarga ialah ketika tidak ada lagi kasus KDRT. Oleh karena itu, pemkot optimistis meniadakan KDRT dengan mengedukasi ke pasangan sebelum menikah, maupun sesudah punya anak.

"Sebelum dia melakukan pernikahan, maka ada sekolah catin. Itu salah satunya adalah tidak terjadi KDRT, tidak terjadi perceraian. Bahkan kita ada sekolah orang tua hebat itu yang dilakukan untuk ibu dan anak. Dan orang dan ayah itu juga mengajarkan itu.
Jangan gampang main tangan," urainya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya Ida Widayati turut menyampaikan data.

Jumlah kasus KDRT sepanjang Januari-Juli 2025 mencapai 34 kasus. Sedangkan selama tahun 2024 ada 72 kasus KDRT dengan rincian fisik 40, KBGO 1, penelantaran ekonomi 13, psikis 16, dan seks 2.

"(KDRT) fisik 15, psikis 11, penelantaran ekonomi 7, seks 1," pungkasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads