.webp)
Pria asal Kecamatan Kerek, Tuban berinisial AR (30) didatangi aparat gabungan dari kecamatan, termasuk Koramil, polisi, dan Satpol PP gegara unggah foto hormat ke bendera One Piece di status WhatsApp-nya.
Kapolsek Kerek, Iptu Kastur mengatakan bendera milik AR diketahui dari hasil membeli secara online. Tak hanya itu, setelah foto status WhatsApp-nya ramai jadi sorotan juga sudah dihapus.
"Bendera itu berukuran sekitar 40x50 sentimeter dan saat ini telah diamankan di kantor Satpol PP," kata Kastur saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (3/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kastur menjelaskan bahwa berdasarkan pengakuan AR, motif yang bersangkutan membuat foto itu hanya iseng. AR diketahui memasang bendera itu di gubuk dekat rumah lalu meminta 2 orang anak hormat ke bendera itu dan difoto.
Selanjutnya, foto itu diunggah ke Status WhatsApp hingga dilihat warga lain yang berada di sekitar tempat tinggalnya, yang mana warga kemudian melaporkan foto itu kepada petugas Koramil.
Meski demikian, Kastur menegaskan bahwa kedatangan aparat gabungan ke rumah AR bukan untuk menangkapnya. Tapi hanya untuk klarifikasi maksud dan tujuan tindakannya itu.
"Kami 3 pilar ke rumah yang bersangkutan meminta keterangan maksud dan tujuannya membuat foto itu. Dari hasil keterangan yang kami dapat, pelaku hanya iseng karena ramai di media sosial sehingga ikut membeli bendera One Piece secara online," ujarnya.
AR yang berstatus wiraswasta memasang bendera One Piece dengan tiang sepanjang sekitar 2 meter di gubuk dekat rumahnya untuk kemudian dijadikan konten foto. Dalam foto itu tampak
Sebelumnya, seorang pria asal Kecamatan Kerek, Tuban berinisial AR (30) harus berurusan dengan aparat hukum gegara iseng mengunggah konten foto saat hormat kepada bendera One Piece. Dalam foto itu tampak ada 2 orang anak dengan sikap hormat kepada Bendera One Piece di gubuk dekat rumahnya.
Informasi yang dihimpun detikJatim, foto hormat kepada bendera One Piece itu diunggah ke status WhatsApp pribadi AR pada Jumat (1/8) petang. Foto itu lantas dilihat sejumlah warga lain di desa itu kemudian dilaporkan kepada aparat 3 pilar di kecamatan.
(dpe/abq)
