Operasi Patuh Semeru 2025 resmi berakhir. Selama digelar, tercatat ada tren kenaikan kejadian laka lalu lintas hingga penurunan jumlah korban laka ringan dan berat.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Iwan Saktiadi mengatakan jumlah keseluruhan pelanggaran pada tahun 2025 meningkat dibanding tahun 2024. Menurutnya, persentase peningkatan terjadi hingga 11%.
"Jumlah pelanggaran besar keseluruhan 386.100 pada tahun 2024 dan 430.151 pada tahun 2025. Artinya, mengalami kenaikan 11%," kata Iwan, Kamis (31/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan menjelaskan seluruh catatan yang dimiliki tak hanya pelanggaran lalin saja selama 2 pekan operasi patuh. Melainkan juga peristiwa laka lalin hingga korban luka dan meninggal dunia.
"Jumlah kejadian langka jika menilik pada operasi tahun 2024 itu angkanya 662 kejadian, sementara 2025 ini turun menjadi 403 kejadian. Artinya secara kuantitatif angkanya menurun dan jika di persentase itu kurang lebih 39% penurunannya," ujarnya.
Selain kejadian laka lantas, Iwan menegaskan jumlah korban meninggal dunia di tahun 2025 meningkat menjadi 23 orang. Menurutnya, dibanding tahun lalu, jumlah korban MD sekitar 18. Ia menyebut terdapat peningkatan hingga 28%.
"Untuk korban luka berat ada penurunan dari 61 orang di tahun 2024 menjadi 50 orang tahun 2025, selisihnya se -11% penurunannya. Lalu korban luka ringan tahun 2004 angkanya 1.012 orang, di tahun 2025 menjadi 569 orang, cukup signifikan ini penurunannya, kurang lebih 24%," imbuhnya.
Tak hanya itu, ia menegaskan kerugian materiil yang timbul dalam peristiwa laka lantas maupun penindakan juga menurun. Iwan mengklaim penurunan terjadi secara signifikan.
"Sementara kerugian materialnya tahun 2024 itu operasi patuh terdapat kerugian, Rp 1.042.500.000, tahun 2025 ini Rp 672.920.000. Artinya 35% penurunan dari tahun 2024," tutur polisi dengan 3 melati di pundaknya itu.
(auh/abq)