DLHK Sidoarjo Bakal Pasang 1.000 Jaring Sampah di Sungai

DLHK Sidoarjo Bakal Pasang 1.000 Jaring Sampah di Sungai

Suparno - detikJatim
Selasa, 29 Jul 2025 15:15 WIB
Tumpukan sampah di salah satu sungai Sidoarjo
Tumpukan sampah di salah satu sungai Sidoarjo. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah yang menumpuk di aliran hilir sungai, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo menggagas program pemasangan 1.000 jaring sampah (trap) di berbagai titik aliran sungai. Program ini ditujukan untuk mencegah sampah dari wilayah hulu mengalir bebas hingga ke wilayah hilir yang kerap menjadi korban.

Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig mengatakan, fenomena penumpukan sampah di sungai sudah menjadi persoalan antara wilayah dan butuh penanganan kolaboratif.

"Sidoarjo ini daerah delta, banyak sungai. Tapi sekarang banyak sungai justru menjadi musibah karena masyarakat belum sadar. Sampah dari satu wilayah bisa mengalir ke wilayah lain, dan seringnya saling menyalahkan," ujar Amig saat ditemui detikJatim di Kanal Porong, Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, pihaknya bersama Dinas PU dan dukungan lintas stakeholder akan membentuk gerakan 1.000 trap antardesa hingga antarkecamatan, guna menangani sampah sungai secara gotong royong.

"Kita ingin semua wilayah terlibat. Ada camat, kepala desa, dan masyarakat. Jadi tidak ada lagi saling tuding kalau ada tumpukan sampah. Ini bentuk tanggung jawab bersama," jelasnya.

ADVERTISEMENT

DLHK juga akan menyiapkan tim eksekusi untuk mengangkut sampah yang sudah terkumpul di pinggiran atau permukaan sungai. Namun, Amig menegaskan bahwa penanganan tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah.

"Kalau hanya pemda yang bergerak, ini berat. Kita ingin jadikan ini sebagai gerakan sosial, bukan cuma proyek anggaran. Bahkan nanti kita dorong pembuatan trap dari swadaya masyarakat dengan desain yang lebih murah dan efisien," tambahnya.

Lebih lanjut, DLHK juga akan memasang CCTV di titik-titik rawan guna mengawasi perilaku pembuang sampah sembarangan, baik dari warga sekitar maupun pengguna jalan.

"Sumber sampahnya masih dari masyarakat. Baik yang tinggal di sekitar sungai maupun orang yang lewat lalu buang sampah seenaknya. Pengawasan yang lemah jadi penyebab utama," ungkap Amig.

Salah satu wilayah yang sudah mulai mengadopsi sistem jaring sampah ini adalah Kecamatan Tulangan. Menurut Amig, Camat Tulangan telah mengajak sejumlah desa memasang jaring di beberapa titik aliran sungai.

"Kami juga ikut hadir dan mengevaluasi pemasangan di Tulangan. Ini contoh baik yang bisa ditiru kecamatan lain, terutama yang berada di hilir agar tidak terus jadi korban sampah dari hulu," jelasnya.

Amig berharap kepala desa dan lurah bisa mendorong pelayanan persampahan rumah tangga agar berjalan lebih baik.

"Kalau semua saling mengingatkan, tidak buang sampah sembarangan, dan ada layanan pengangkutan sampah yang memadai, saya yakin sungai kita bisa kembali bersih. Ekologi ini bukan tempat sampah, tapi berkah yang harus kita rawat," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads