Permainan tradisional layang-layang kini kembali ngetren di sejumlah kota/kabupaten di Indonesia. Termasuk di Malang Raya. Permainan ini menjadi primadona hiburan lintas generasi.
Seperti pemandangan yang terlihat di lapangan Sawojajar 2 atau sering disebut Lapangan Kebo, Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Setiap sore anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ramai-ramai bermain layangan.
Nampak sebagian orang di lapangan mengadu layang-layang yang mereka terbangkan. Pada momen itu, strategi, keahlian, dan kecepatan reaksi menjadi penentu untuk menjatuhkan layangan lawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk sebagian terlihat menunggu layangan yang putus setelah beradu satu sama lain. Berebut layangan putus ini juga menjadi kebahagiaan tersendiri bagi para pecinta layang-layang.
Ada juga sebagian pengendara yang menyempatkan diri untuk berhenti sejenak melihat masyarakat yang bermain layang-layang di lapangan kebo tersebut.
Banyaknya masyarakat yang antusias kembali memainkan layang-layang ini menunjukkan bahwa permainan tradisional ini menjadi sebuah hiburan yang menyenangkan hingga jadi salah satu opsi murah untuk melepas penat.
![]() |
"Memang sengaja berhenti sebentar karena lihat orang main layangan ini jadi bikin teringat saat masa kecil dulu, sering main layangan sampai kejar-kejar sambil berebut sama anak lain," kata Tomi salah satu pengendara motor yang ditemui di lapangan kebo, Minggu (27/7/2025).
Tomi pun mengaku setelah melihat banyak yang bermain layangan, dia sedikit tergerak untuk ikut serta memainkan layang-layang. "Lihatnya jadi ada keinginan untuk main lagi, apalagi ini banyak juga lawan yang main," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Agung warga Jalan Danau Toba, Kota Malang. Ia memutuskan untuk bermain layangan sebagai sarana hiburan sekaligus mengembalikan kenangan masa kecilnya yang sering bermain layang-layang.
"Memang suka layangan sejak dulu masih kecil. Terus beberapa waktu lalu sempat lihat kok mulai banyak yang bermain layangan, akhirnya ikut main lah dan kebetulan pas hari libur ini ruame banget," kata Agung.
Pria berusia 40 tahun itu merasa senang melihat permainan tradisional ini kembali ngetrend. Menurutnya, permainan semacam ini perlu dikenalkan kepada anak-anak zaman sekarang untuk mengurangi ketergantungan pada gadget.
"Ini anak juga saya ajak biar tau gimana cara menerbangkan layangan dan sambitan. Biar nggak main HP terus di rumah," tandasnya.
(dpe/hil)