Dalih Bully 3 Santri di Jombang Kabur Padahal gegara Utang Layangan

Round Up

Dalih Bully 3 Santri di Jombang Kabur Padahal gegara Utang Layangan

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 24 Jul 2025 07:33 WIB
3 santri kabur dari pondok ngaku dibully
Petugas damkar Jombang mengamankan 3 santri yang mengaku jadi korban bully senior (Foto: Istimewa)
Jombang -

Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jombang menemukan 3 santri yang kabur dari pondok pesantren. Para santri berusia sekolah dasar (SD) ini kabur karena mengaku tidak tahan di-bully teman-temannya di pesantren.

Tiga santri tersebut berinisial AFH (12) dan AH (10), asal Kecamatan Wonosalam, Jombang, serta MK (12) asal Kecamatan Sooko, Mojokerto. Ketiga santri itu kabur dari Ponpes di Kecamatan Sumobito pada Selasa (22/7) sekitar pukul 06.00 WIB.

Kaburnya mereka rupanya dipergoki oleh warga sekitar pondok. warga kemudian melaporkannya ke Pos Damkar Mojoagung. Lalu, petugas damkar langsung turun mencari keberadaan tiga santri tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhasil, petugas menemukan tiga santri itu sedang naik becak di RTH Mojoagung sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka kemudian diamankan petugas ke Pos Damkar Mojoagung.

"Mereka kami temukan di RTH Mojoagung saat naik becak. Lalu kami amankan ke pos damkar," kata petugas Damkar Mojoagung Reza Maulana kepada wartawan, Rabu (23/7/2025).

ADVERTISEMENT

Reza menjelaskan, ketiga santri ini kabur dari pondok untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka mengaku kabur karena tidak tahan di-bully seniornya.

"Saya tanya itu karena korban bully dari kakak kelasnya. Jadi, mereka sering disuruh-suruh, kalau gak mau akan dipukul," jelasnya.

Ketiga santri ini diberikan edukasi oleh petugas damkar agar tidak membahayakan dirinya sendiri di jalan. Petugas kemudian menghubungi pihak pondok untuk menjemput santrinya kembali ke pesantren.

Terpisah, Kapolsek Sumobito AKP Bagus Tejo Purnomo membenarkan 3 santri kabur itu berasal dari Ponpes Al Mubarok Sumobito. Pihaknya juga sudah menggali keterangan dari pihak pesantren.

Menurut informasi yang didapat, ketiga santri ini kabur karena ditagih utang sebesar Rp 45 ribu oleh temannya. Karena itu, ia nekat pulang untuk meminta uang ke orang tuanya.

"Dia itu pulang tanpa izin karena ditagih utang sama temannya di sekolah sebesar Rp 45 ribu yang digunakan untuk beli layang-layang. Jadi, dia pulang untuk minta uang ke orang tuanya, udah itu saja," terangnya.

Bagus belum bisa memastikan terkait bullying yang dialami oleh ketiga santri tersebut. Hanya saja, ia memastikan tidak ada kekerasan fisik yang dialami ketiga santri ini. Saat ini, ketiga santri sudah kembali ke pesantren.

"Kalau soal bully saya belum bisa kasih keterangan. Kalau soal kekerasan, saya lihat kemarin tidak ada tuh yang cedera. Nanti saya ke pondok lagi untuk memastikan," tandasnya.

Klarifikasi pengurus ponpes

Kabar kaburnya ketiga santri itu kemudian didengar oleh pengurus ponpes. Ponpes membantah pengakuan ketiga santri yang mengaku di-bully.

"Ini bukan masalah bullying, di pondok kami tidak ada bullying," kata Ketua Pengurus Pesantren, Ustaz Sulton Haikal (23) kepada wartawan di lokasi, Rabu (23/7/2025).

Menurut Sulton, ketiganya kabur dari pesantren murni karena masalah utang dengan teman sekelas mereka. Ketiga duduk di bangku kelas 3 dan 4 jenjang sekolah dasar (SD). Namun, sekolah mereka berada di luar pesantren. Sebab ponpes ini belum mempunyai lembaga pendidikan jenjang SD.

Sedangkan masalah yang dimaksud Sulton adalah utang. Ya, salah satu santri yang kabur mempunyai utang Rp 45.000 ke teman sekelasnya untuk membeli layang-layang. Namun, ketika jatuh tempo tiba, ia tidak mempunyai uang untuk membayar.

"Berhubung dia tidak punya yang sampai tenggat waktu, akhirnya dia memutuskan pulang karena takut ditagih utang," jelasnya.

Saat kabur, santri tersebut mengajak 2 temannya untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka lantas mengaku menjadi korban bullying agar tidak disalahkan.

"Namanya anak kecil, mungkin takut, mencari alasan biar dianggap benar, akhirnya dia bicara seperti itu (mengaku dibully)," jelas Sulton.

Sulton menambahkan, saat ini ketiga santri belajar sedia kala di pesantren. Utang si santri pun sudah ia lunasi. "Utangnya alhamdulillah sudah saya lunasi. Saat santri ini pulang (kabur), teman sekelasnya datang 5 anak menemui pengurus. Mereka bukan santri sini. Jadi, itu bukan masalah di pesantren," tandasnya.




(auh/abq)


Hide Ads