Kisah Pramono Elektabilitas Nol Tapi Menang Pilgub Usai Ziarah Gus Dur

Kabar Nasional

Kisah Pramono Elektabilitas Nol Tapi Menang Pilgub Usai Ziarah Gus Dur

Brigitta Belia Permata Sari - detikJatim
Sabtu, 26 Jul 2025 16:20 WIB
Pramono Anung (Belia/detikcom)
Pramono Anung. (Belia/detikcom)
Surabaya -

Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta membagikan kisah bagaimana dirinya yakin memenangkan Pilgub DKI Jakarta 2024 padahal hasil survei elektabilitasnya nol persen. Di hadapan ribuan jemaah Muslimat NU dia ungkapkan bahwa semua terjadi setelah dirinya berziarah ke makam Gus Dur.

Setelah mengetahui hasil survei itu, Pramono mengaku menemui putri ke-2 Gus Dur, Yenny Wahid. Kemudian, dia disarankan untuk berziarah ke makam Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Tebuireng, Jombang.

"Dulu saya maju sebagai calon Gubernur Jakarta, surveinya nol persen. Lalu saya datang ke Mbak Yenny (Yenny Wahid) dan beliau bilang, 'Mas harus ke Tebuireng,'" tutur Pramono di momen hari lahir ke-79 Muslimat NU, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramono pun menuruti saran Yenny Wahid berziarah ke makam Gus Dur dengan didampingi sejumlah kerabat. Setelah mendoakan Gus Dur di makam Tebuireng, Pramono mengaku keyakinannya maju menjadi gubernur tumbuh berlipat.

"Saya datang ke sana, begitu saya mendoakan Gus Dur, begitu keluar, saya yakin saya menang. Saya yakin saya menang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pramono mengatakan, momen itu merupakan titik balik. Bukan hanya titik balik secara politik melainkan secara spiritual. Pramono mengaku memiliki kedekatan emosional dengan keluarga besar Gus Dur termasuk dengan Yenny Wahid dan istri Gus Dur, Sinta Nuriyah.

Ia mengaku hanya pernah mencium tangan tiga perempuan di dunia ini, sebagai bentuk penghormatan mendalam. Ketiganya adalah ibundanya, Sumarni, lalu Sinta Nuriyah, serta Ketum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

"Di dunia ini yang saya cium tangannya hanya tiga orang: Ibu Sinta Nuriyah, Ibu Megawati, dan ibu saya sendiri," kata Pramono.

Pramono mengaku dia selalu menghormati dan mendekatkan diri dengan kalangan ulama. Khususnya keluarga besar NU. Ia pun berkomitmen untuk terus mendukung peran NU dan Muslimat NU di Jakarta termasuk mengupayakan hibah dan dukungan konkret lainnya.

"Kalau Muslimat NU terjaga, NU juga terjaga. Kalau NU terjaga, bangsa ini aman," pungkasnya.

Artikel ini sudah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.




(dpe/hil)


Hide Ads