- Berikut fakta-fakta lengkap yang berhasil dirangkum dari kejadian ini: 1. Tiga Santri SD Kabur dari Ponpes Al Mubarok Sumobito 2. Ditemukan Petugas Damkar Sedang Naik Becak 3. Santri Mengaku Kabur karena Dibully Senior 4. Polisi Sebut Kabur karena Ditagih Utang Rp 45 Ribu 5. Pondok Bantah Ada Kasus Bullying 6. Santri Kabur Karena Takut Ditagih dan Cari Alasan 7. Utang Santri Sudah Dilunasi Pengurus Ponpes
Kisah tiga santri sekolah dasar (SD) yang kabur dari pondok pesantren di Jombang mendadak viral. Aksi pelarian mereka yang berakhir di becak kawasan RTH Mojoagung menyita perhatian publik, apalagi karena alasan mereka kabur sempat simpang siur, mulai dari dugaan bullying hingga ditagih utang layang-layang.
Ketiganya sempat diamankan petugas pemadam kebakaran sebelum akhirnya dijemput kembali ke pondok.
Berikut fakta-fakta lengkap yang berhasil dirangkum dari kejadian ini:
1. Tiga Santri SD Kabur dari Ponpes Al Mubarok Sumobito
Tiga santri berinisial AFH (12), AH (10), dan MK (12) dilaporkan kabur dari Pondok Pesantren Al Mubarok, Kecamatan Sumobito, Jombang pada Selasa (22/7) pukul 06.00 WIB. Mereka berasal dari Kecamatan Wonosalam dan Sooko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Ditemukan Petugas Damkar Sedang Naik Becak
Pelarian ketiga santri itu tak berlangsung lama. Petugas Damkar Mojoagung menemukan mereka sekitar pukul 11.00 WIB saat tengah menaiki becak di RTH Mojoagung.
"Mereka kami temukan di RTH Mojoagung saat naik becak. Lalu kami amankan ke pos damkar," kata petugas Damkar Mojoagung, Reza Maulana.
3. Santri Mengaku Kabur karena Dibully Senior
Saat diamankan, para santri awalnya mengaku menjadi korban perundungan kakak kelasnya. Mereka mengaku sering disuruh dan dipukul jika menolak.
"Saya tanya itu karena korban bully dari kakak kelasnya. Jadi, mereka sering disuruh-suruh, kalau gak mau akan dipukul," ujar Reza Maulana.
4. Polisi Sebut Kabur karena Ditagih Utang Rp 45 Ribu
Keterangan berbeda datang dari pihak kepolisian. Berdasarkan penelusuran Kapolsek Sumobito, motif utamanya adalah karena salah satu dari mereka ditagih utang oleh teman sekolahnya.
"Dia itu pulang tanpa izin karena ditagih utang sama temannya di sekolah sebesar Rp 45 ribu yang digunakan untuk beli layang-layang," kata Kapolsek Sumobito AKP Bagus Tejo Purnomo.
5. Pondok Bantah Ada Kasus Bullying
Ketua Pengurus Ponpes Al Mubarok, Sulton Haikal, membantah adanya kasus bullying di lingkungan pesantrennya. Ia menyebut kaburnya para santri murni karena urusan utang.
"Ini bukan masalah bullying, di pondok kami tidak ada bullying," tegas Sulton Haikal.
6. Santri Kabur Karena Takut Ditagih dan Cari Alasan
Sulton menjelaskan, santri yang memiliki utang itu takut dimarahi sehingga memilih pulang dan mengaku dibully agar tidak disalahkan.
"Namanya anak kecil, mungkin takut, mencari alasan biar dianggap benar, akhirnya dia bicara seperti itu (mengaku dibully)," jelasnya.
7. Utang Santri Sudah Dilunasi Pengurus Ponpes
Masalah utang Rp 45 ribu yang jadi sumber masalah kini sudah selesai. Pihak ponpes menyelesaikan pembayaran dan memastikan ketiga santri telah kembali belajar seperti biasa.
"Utangnya alhamdulillah sudah saya lunasi. Saat santri ini pulang (kabur), teman sekelasnya datang 5 anak menemui pengurus," tandas Sulton.
(auh/hil)