3 Santri di Jombang Kabur Ngaku Dibully, Begini Faktanya

3 Santri di Jombang Kabur Ngaku Dibully, Begini Faktanya

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 23 Jul 2025 22:45 WIB
Ketua Pengurus Pesantren, Ustaz Sulton Haikal
Ketua Pengurus Pesantren, Ustaz Sulton Haikal (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Tiga santri nekat kabur dari pondok pesantren di Kecamatan Sumobito, Jombang karena mengaku karena dibully. Pengurus pesantren membantah adanya bullying di pesantrennya.

"Ini bukan masalah bullying, di pondok kami tidak ada bullying," kata Ketua Pengurus Pesantren, Ustaz Sulton Haikal (23) kepada wartawan di lokasi, Rabu (23/7/2025).

Tiga santri yang kabur berinisial AFH (12) dan AH (10), asal Kecamatan Wonosalam, Jombang, serta MK (12) asal Kecamatan Sooko, Mojokerto. Menurut Sulton, ketiganya kabur dari pesantren murni karena masalah utang dengan teman sekelas mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga duduk di bangku kelas 3 dan 4 jenjang sekolah dasar (SD). Namun, sekolah mereka berada di luar pesantren. Sebab ponpes ini belum mempunyai lembaga pendidikan jenjang SD.

Masalah yang dimaksud Sulton adalah utang. Ya, salah satu santri yang kabur mempunyai utang Rp 45.000 ke teman sekelasnya untuk membeli layang-layang. Namun, ketika jatuh tempo tiba, ia tidak mempunyai uang untuk membayar.

ADVERTISEMENT

"Berhubung dia tidak punya yang sampai tenggat waktu, akhirnya dia memutuskan pulang karena takut ditagih utang," jelasnya.

Saat kabur pada Selasa (22/7) sekitar pukul 06.00 WIB, santri tersebut mengajak 2 temannya untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka lantas mengaku menjadi korban bullying agar tidak disalahkan.

"Namanya anak kecil, mungkin takut, mencari alasan biar dianggap benar, akhirnya dia bicara seperti itu (mengaku dibully)," jelas Sulton.

Kaburnya mereka rupanya dipergoki oleh warga sekitar pondok. Kemudian, warga melaporkannya ke Pos Damkar Mojoagung. Sontak, petugas damkar langsung turun mencari keberadaan tiga santri tersebut.

Alhasil, petugas menemukan tiga santri itu sedang naik becak di RTH Mojoagung sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka kemudian diselamatkan petugas ke Pos Damkar Mojoagung. Petugas menghubungi pengurus ponpes agar menjemput ketiga santri.

Sulton menambahkan, saat ini ketiga santri belajar sedia kala di pesantren. Utang si santri pun sudah ia lunasi.

"Utangnya alhamdulillah sudah saya lunasi. Saat santri ini pulang (kabur), teman sekelasnya datang 5 anak menemui pengurus. Mereka bukan santri sini. Jadi, itu bukan masalah di pesantren," tandasnya.




(auh/abq)


Hide Ads