Pemerintah Kota Surabaya menargetkan investasi tahun 2025 bisa menembus angka Rp 42 triliun. Pasalnya, Kota Pahlawan dinilai menjadi penopang utama investasi baik di tingkat Jawa Timur maupun nasional.
"Adanya peluang ini, diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di sektor prioritas, seperti ekonomi hijau, pariwisata, industri kreatif, dan logistik," kata Plt Kepala DPMPTSP Surabaya, Laksidi, Kamis (24/7/2025).
Laksidi berharap, investasi yang masuk dapat memperluas lapangan pekerjaan baru di masyarakat. DPRD pun diharapkan mendukung berbagai langkah strategis, mulai dari penyederhanaan regulasi daerah, penyusunan Perwali Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM), penganggaran untuk penguatan SDM, dan teknologi pelayanan investasi ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data situs resmi Satu Data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, jumlah investor di Surabaya terus meningkat. Hal ini terlihat pada triwulan IV tahun 2024 hingga triwulan I tahun 2025.
Jumlah pada triwulan tersebut menunjukkan investasi di Surabaya naik. Dari Rp 6,53 triliun menjadi Rp 7,71 triliun atau naik 16,8 persen, dengan jumlah 119.603 pelaku usaha baru.
"Dari jumlah 119.603 pelaku usaha baru tersebut rata-rata bergerak di lima sektor terbesar," ujarnya.
Pelaku usaha baru didominasi lima sektor. Yakni perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, penyewaan dan sewa guna usaha tanpa opsi dan sebagainya, dan terakhir usaha konstruksi.
"Bidang usaha tersebut, tersebar di lima wilayah Kota Surabaya, antara lain wilayah Surabaya Timur di Kecamatan Tambaksari, wilayah Surabaya Barat di Kecamatan Sawahan, wilayah Surabaya Selatan di Kecamatan Wonokromo, wilayah Surabaya Kenjeran di Kecamatan Kenjeran, dan wilayah Surabaya Pusat di Kecamatan Gubeng," pungkasnya.
(auh/auh)