Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jombang menyelamatkan 3 santri yang kabur dari pondok pesantren. Para santri berusia sekolah dasar (SD) ini kabur karena tidak tahan di-bully teman-temannya di pesantren.
Tiga santri tersebut berinisial AFH (12) dan AH (10), asal Kecamatan Wonosalam, Jombang, serta MK (12) asal Kecamatan Sooko, Mojokerto. Ketiga santri itu kabur dari Ponpes di Kecamatan Sumobito pada Selasa (22/7) sekitar pukul 06.00 WIB.
Kaburnya mereka rupanya dipergoki oleh warga sekitar pondok. Kemudian, warga melaporkannya ke Pos Damkar Mojoagung. Lalu, petugas damkar langsung turun mencari keberadaan tiga santri tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil, petugas menemukan tiga santri itu sedang naik becak di RTH Mojoagung sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka kemudian diselamatkan petugas ke Pos Damkar Mojoagung.
"Mereka kami temukan di RTH Mojoagung saat naik becak. Lalu kami amankan ke pos damkar," kata petugas Damkar Mojoagung Reza Maulana kepada wartawan, Rabu (23/7/2025).
Reza menjelaskan, ketiga santri ini kabur dari pondok untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka mengaku kabur karena tidak tahan di-bully seniornya.
"Saya tanya itu karena korban bully dari kakak kelasnya. Jadi, mereka sering disuruh-suruh, kalau gak mau akan dipukul," jelasnya.
Ketiga santri ini diberikan edukasi oleh petugas damkar agar tidak membahayakan dirinya sendiri di jalan. Petugas kemudian menghubungi pihak pondok untuk menjemput santrinya kembali ke pesantren.
Terpisah, Kapolsek Sumobito AKP Bagus Tejo Purnomo membenarkan 3 santri kabur itu berasal dari Ponpes Al Mubarok Sumobito. Pihaknya juga sudah menggali keterangan dari pihak pesantren.
Menurut informasi yang didapat, ketiga santri ini kabur karena ditagih utang sebesar Rp 45 ribu oleh temannya. Karena itu, ia nekat pulang untuk meminta uang ke orang tuanya.
"Dia itu pulang tanpa izin karena ditagih utang sama temannya di sekolah sebesar Rp 45 ribu yang digunakan untuk beli layang-layang. Jadi, dia pulang untuk minta uang ke orang tuanya, udah itu saja," terangnya.
Bagus belum bisa memastikan terkait bullying yang dialami oleh ketiga santri tersebut. Hanya saja, ia memastikan tidak ada kekerasan fisik yang dialami ketiga santri ini. Saat ini, ketiga santri sudah kembali ke pesantren.
"Kalau soal bully saya belum bisa kasih keterangan. Kalau soal kekerasan, saya lihat kemarin tidak ada tuh yang cedera. Nanti saya ke pondok lagi untuk memastikan," tandasnya.
(auh/hil)