Di sudut sunyi Desa Randualas, Kecamatan Kare, Madiun, sepasang buruh hidup dalam harapan yang belum kesampaian. Anak mereka, Khalisa Aiza Naadhira, balita mungil berusia 18 bulan, terlahir dengan kondisi bibir sumbing.
Untuk bisa tumbuh dan berbicara normal seperti anak-anak lain, Khalisa harus menjalani empat tahap operasi bedah plastik. Namun, keterbatasan ekonomi membuat kedua orang tuanya hanya bisa menahan haru, berharap uluran tangan dari mereka yang peduli.
"Kata dokter harus operasi empat kali agar bisa normal dari cacatnya yang sejak lahir biar sumbing tersebut," ujar Rusmiati, saat ditemui detikJatim, Selasa (22/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusmiati mengatakan, operasi pertama di bagian bibir (labio) telah dijalani. Namun masih ada tiga tahapan lagi yang harus dilalui, yakni operasi langit-langit mulut, operasi hidung, dan operasi gusi.
"Kemarin saat sudah menjalani 1 operasi labio atau bibir. Karena masih harus menjalani tiga tahap lagi operasi. Kami merasa kesulitan memenuhi kebutuhan anak kami. Sudilah kiranya para donatur yang dermawan membantu doa dan donasi demi kesembuhan putri kami," katanya lirih.
![]() |
Ia menjelaskan, biaya operasi yang diperlukan sekitar Rp 20 juta, dan saran dari dokter, prosedur tersebut harus dilakukan sebelum Khalisa genap berusia dua tahun untuk mencegah gangguan suara.
"Sebelum dua tahun harus operasi agar suara tidak sengau, saran dokter anak dan bedah pada kami," jelasnya.
"Operasi langit-langit atau vioeteraphi, operasi hidung dan operasi gusi. Tapi kalau gusi nunggu usia 8 tahun," tambah Rusmiati.
Tak hanya untuk tindakan operasi, Rusmiati juga mengaku terkendala dalam urusan administrasi. Khalisa telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Mandiri, namun menunggak iuran dan denda hingga Rp 600 ribu. Di luar itu, proses penyembuhan juga membutuhkan biaya ekstra yang tak ditanggung oleh BPJS.
"Ada tunggakan dan denda harus dibayar katanya senilai Rp 600 ribu katanya. Disamping itu nanti pasca operasi juga butuh biaya operasional untuk perawatan di RS," ungkap Rusmiati.
Di tengah segala kesulitan itu, Rusmiati tak lelah berharap. Ia hanya ingin satu hal, putrinya bisa tumbuh sehat dan bahagia seperti teman-teman sebayanya.
"Kami mohon doa untuk semua pembaca detik.com dan donasi seikhlasnya untuk memulihkan kondisi anak saya," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
(auh/hil)