Baru-baru ini ramai kasus guru Madrasah Diniyah di Demak, Jawa Tengah diminta uang damai Rp 25 juta agar tak dilaporkan ke polisi. Banyaknya kasus guru dilaporkan wali murid ke polisi menyita perhatian Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Jika seorang guru hanya memarahi atau mendisiplinkan anak, jangan buru-buru melapor ke polisi. Sebaiknya, ajak lah guru berbicara untuk memahami akar permasalahannya," kata Eri saat menggelar Masa Orientasi Orang Tua (MOOT) jenjang PAUD, SD, dan SMP di SMP Al-Hikmah, Senin (21/7/2025).
Menurutnya, guru dan orang tua merupakan mitra dalam mendidik anak. Oleh karena itu penting untuk membangun komunikasi yang efektif dan saling mengerti antara guru dengan orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Eri tidak menafikan bahwa pelaporan ke polisi ialah tindakan yang tepat bila terjadi kekerasan fisik oleh guru. Namun untuk permasalahan yang sifatnya disipliner atau miskomunikasi, ia menganjurkan jalur musyawarah terlebih dahulu.
"Baik guru maupun orang tua, marilah kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dan hindari laporan polisi untuk perselisihan ringan. Kunci untuk menciptakan sinergi dalam mendidik adalah komunikasi dan pengertian, sehingga anak-anak bisa memandang guru bagian dari figur orang tua mereka," katanya.
Eri juga mengajak orang tua untuk saling introspeksi diri bila sang anak terlibat kegiatan negatif. Apalagi orang tua yang selalu menyalahkan anak tanpa mengetahui akar permasalahan pada anak tersebut.
"Jika anak terjerumus ke jalan yang salah seperti geng motor, minuman keras, atau perundungan di sekolah, jangan hanya menyalahkan anak. Mari kita introspeksi diri sebagai orang tua, kekurangan atau kesalahan apa yang mungkin telah kita lakukan," jelasnya.
Adanya MOOT, Eri optimis akan pembentukan moral dan akhlak anak berdasarkan nilai-nilai agama serta Tujuh Praktik Baik Indonesia Hebat bisa menjadi bekal. Dia juga yakin bisa mewujudkan Surabaya sebagai kota yang aman dari perundungan, geng motor, dan minuman keras.
"Dengan sinergi antara orang tua dengan sekolah, diharapkan akan terbentuk karakter anak-anak Surabaya, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP menjadi pribadi yang saleh/salihah, berkapasitas luar biasa, dan memiliki kebangsaan yang kuat," pungkasnya.
(dpe/hil)