Catatan Pakar untuk Pemkab & Masyarakat Usai Gempa Lumajang-Probolinggo

Catatan Pakar untuk Pemkab & Masyarakat Usai Gempa Lumajang-Probolinggo

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 19 Jul 2025 18:45 WIB
Pusat gempa M 3.3 Lumajang.
Pusat gempa M 3.3 Lumajang. (Foto: tangkapan layar BMKG)
Surabaya -

Rentetan gempa mengguncang Jawa Timur sejak Kamis malam (17/7) hingga Sabtu pagi (19/7) yang berpusat di wilayah Lumajang dan Probolinggo. Gempa-gempa ini terjadi berulang kali dengan kekuatan ringan hingga sedang, sehingga puluhan rumah rusak.

Pakar Geologi ITS, Prof Dr Ir Amien Widodo MSi memberikan imbauan dan catatan kepada pemkab dan masyarakat usai gempa. Ia mengimbau pemerintah Pemkab Probolinggo maupun Lumajang untuk bekerja sama dengan dua lembaga, yakni BMKG dan PVMBG.

"Jadi kepada kabupaten untuk berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG pos pantau yang ada di sana. Karena mereka sedang memantau kejadian di bawah Gunung Lemongan dan BMKG sedang memantau terkait dengan gempa-gempa yang ada di sekitarnya. Jadi harus berkoordinasi," kata Prof Amien saat dihubungi detikJatim, Sabtu (19/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, kepada masyarakat, Prof Amien mengimbau agar segera keluar rumah saat merasakan getaran gempa. Apalagi jika rumah tidak didesain tahan guncangan.

"Jadi harus lari segera keluar rumah. Kalau mejanya kuat, bisa sembunyi di bawah meja dulu. Tapi kalau enggak kuat langsung saja lari keluar dari pada nanti kerobohan rumahnya itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, salah satu karakter bangunan di Indonesia memang sebagian besar tidak didesain menghadapi gempa. Aturan bangunan tahan gempa sendiri muncul pada tahun 80-an.

Di Indonesia, banyak bangunan yang didirikan sebelum tahun 80-an. Sehingga rumah tidak didesain tahan gempa.

"Jadi memang agak dilema juga, mau memberitahukan kepada masyarakat bahwa di daerah itu ada gempanya maka bangunannya harus menyesuaikan. Nah, biasanya bangunan-bangunan yang baru itu sudah harus mengikuti IMB-nya harus mengikuti aturan tahan gempa," pungkasnya.

Sebelumnya, Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief menyebut total ada 64 kali gempa bumi selama 3 hari terakhir. Gempa bumi yang titiknya selalu berpindah-pindah itu tidak memakan korban jiwa.

Salah satu gempa tercatat berpusat di timur laut Kabupaten Lumajang dengan kedalaman 16 km. Lokasinya berada di 8.09 LS dan 113.39 BT, sekitar 18 km timur laut Kabupaten Lumajang.




(auh/abq)


Hide Ads