Sebuah jembatan apung yang membentang di atas Sungai Brantas menjadi akses vital bagi warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Jembatan sepanjang 180 meter ini memangkas jarak tempuh warga yang hendak menuju kawasan industri Ngoro di Mojokerto hingga belasan kilometer.
Dibangun pada tahun 2014, jembatan tersebut bersifat sementara dan hanya difungsikan saat musim kemarau. Saat musim hujan tiba, jembatan harus dibongkar karena derasnya arus sungai berisiko menghanyutkan konstruksi yang ditopang drum plastik.
"Jembatan apung ini beroperasi saat musim kemarau. Kalau musim hujan, jembatan dilepas dan dipinggirkan," kata Gatot, pengelola jembatan, saat ditemui detikJatim di lokasi, Kamis (18/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jembatan apung ini terbuat dari kayu meranti dan kayu Kampar, dengan lebar sekitar 2,1 meter. Untuk menopangnya, digunakan 22 titik apung, masing-masing terdiri dari enam drum plastik sebagai pelampung. Total biaya pembangunan jembatan mencapai Rp 350 juta.
"Yang buat jembatan ini warga Brebes yang tinggal di Krembung. Alhamdulillah, saat Sabtu dan Minggu ramai. Lumayan hasilnya," ujar Gatot.
Warga yang melintasi jembatan dikenai tarif Rp 2.000 untuk satu kali jalan, dan Rp 4.000 untuk perjalanan pulang-pergi menggunakan sepeda motor.
Jika jembatan ini tidak beroperasi, warga harus memutar cukup jauh melalui Jembatan Ranjang Selatan di kawasan Pabrik Gula Krembung, dengan tambahan jarak sekitar 12 hingga 18 kilometer.
Romi Saputra (23), warga Desa Tambakrejo yang bekerja di kawasan industri Ngoro, mengaku sangat terbantu dengan keberadaan jembatan tersebut.
"Kalau jembatan ini tidak ada, saya harus memutar cukup jauh, sekitar 12 kilometer. Dengan jembatan apung ini, perjalanan jadi lebih cepat," ujar Romi.
Hal senada disampaikan Dewi (23), warga setempat lainnya. Ia menyebut jembatan apung sangat membantu meskipun hanya dapat digunakan saat musim kemarau.
"Kalau musim hujan, jembatan ini tidak bisa dipakai. Tapi selama kemarau sangat bermanfaat karena memangkas jarak tempuh dan waktu perjalanan," ujarnya.
Jembatan ini menghubungkan Desa Suko, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto dengan Desa Tambakrejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Meski bersifat sementara, jembatan apung ini menjadi solusi transportasi efisien bagi warga di dua kabupaten tersebut.
(ihc/auh)