Waspadai Demensia, Ini Pengertian, Gejala dan Faktor Risiko

Waspadai Demensia, Ini Pengertian, Gejala dan Faktor Risiko

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 18 Jul 2025 01:00 WIB
Demensia
Ilustrasi Demensia. Foto: iStock
Surabaya -

Tiga jemaah haji asal Indonesia dilaporkan masih hilang di Tanah Suci. Salah satu di antaranya berasal dari Surabaya. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut, ketiganya diketahui mengidap demensia, gangguan ingatan yang membuat proses pelacakan oleh petugas menjadi cukup sulit.

Demensia merupakan istilah umum untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif, seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan berperilaku secara signifikan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini umumnya dialami lansia dan bisa memburuk seiring waktu jika tidak ditangani dengan tepat. Lalu, apa sebenarnya demensia itu? Mari simak gejala, penyebab, cara diagnosis, pengobatan, serta langkah-langkah pencegahan demensia yang bisa dilakukan sejak dini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala dan Tanda-tanda Awal Demensia

Gejala demensia sangat bervariasi tergantung pada penyebabnya dan bagian otak yang terpengaruh. Namun, beberapa tanda umum demensia yang sering muncul antara lain sebagai berikut.

  • Gangguan daya ingat, terutama memori jangka pendek
  • Sulit menyusun rencana atau menyelesaikan tugas sehari-hari
  • Lupa jadwal atau janji penting
  • Kebingungan terhadap waktu atau tempat
  • Sulit memahami informasi visual dan spasial
  • Kesulitan berbicara atau menemukan kata yang tepat
  • Perubahan suasana hati atau kepribadian
  • Kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa dinikmati

Gejala-gejala ini bersifat progresif, artinya memburuk seiring waktu. Jika Anda atau orang terdekat mulai menunjukkan gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan dini.

ADVERTISEMENT

Penyebab Demensia

Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak yang mengganggu komunikasi antar sel. Otak manusia memiliki berbagai area dengan fungsi berbeda. Ketika sel otak di satu area rusak, maka fungsi yang dikendalikan area tersebut akan terganggu. Beberapa penyebab utama demensia meliputi sebagai berikut.

  • Penyakit Alzheimer: disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di dalam dan sekitar sel otak, yang pertama kali menyerang area hippocampus, pusat memori di otak.
  • Demensia vaskular: disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ke otak, seperti stroke kecil yang sering terjadi berulang kali.
  • Demensia frontotemporal: terkait dengan kerusakan di lobus frontal dan temporal otak, yang mengatur kepribadian dan bahasa.
  • Demensia Lewy Body: melibatkan penumpukan protein Lewy di otak, menyebabkan halusinasi, gangguan gerakan, dan penurunan kognitif.

Selain itu, beberapa kondisi non-demensia juga bisa menyebabkan gejala mirip demensia dan dapat membaik bila ditangani. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  • Depresi berat
  • Efek samping obat tertentu
  • Kekurangan vitamin B12
  • Gangguan tiroid
  • Konsumsi alkohol berlebihan

Proses Diagnosis Demensia

Mendiagnosis demensia bukanlah perkara mudah. Tidak ada satu tes tunggal yang bisa langsung memastikan seseorang mengalami gangguan ini. Oleh karena itu, dokter biasanya melakukan evaluasi menyeluruh sebagai berikut.

  • Riwayat medis lengkap
  • Pemeriksaan fisik dan neurologis
  • Tes kognitif dan memori
  • Pemeriksaan laboratorium
  • Pemindaian otak (seperti MRI atau CT scan)

Kadang, diagnosis hanya menyebut "demensia" tanpa menyebut jenisnya karena gejala dan perubahan otak antar jenis demensia bisa tumpang tindih. Untuk diagnosis lebih spesifik, pasien bisa dirujuk ke spesialis seperti ahli saraf, psikiater, atau geriatri.

Apakah Demensia Bisa Diobati?

Sayangnya, sebagian besar jenis demensia bersifat permanen dan progresif. Namun, pengobatan dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat progresinya. Saat ini ada beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi gejala Alzheimer dan beberapa jenis demensia lainnya, seperti:

  • Donepezil, Rivastigmine, Galantamine: membantu meningkatkan fungsi neurotransmitter di otak.
  • Memantine: digunakan untuk kasus sedang hingga berat.

Selain pengobatan medis, pendekatan non-obat juga penting, seperti terapi okupasi, stimulasi kognitif, terapi musik, serta konseling psikologis.

Faktor Risiko dan Cara Pencegahan

Beberapa faktor risiko demensia tidak dapat diubah, seperti usia dan genetika. Namun, penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan.

  • Menjaga pola makan bergizi (seperti pola makan Mediterania)
  • Berhenti merokok dan membatasi alkohol
  • Rutin berolahraga fisik dan mental
  • Menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula
  • Menjalin interaksi sosial dan menjaga kesehatan mental
  • Menjaga kualitas tidur

Studi dari Alzheimer's Association International Conference pada 2019 menunjukkan bahwa kombinasi dari gaya hidup sehat dapat secara signifikan menurunkan risiko penurunan kognitif.

Jika detikers atau anggota keluarga mengalami gejala seperti mudah lupa, sering bingung, sulit berkomunikasi, atau perubahan perilaku yang signifikan, segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk memperlambat perkembangan gejala dan membantu perencanaan masa depan.




(ihc/irb)


Hide Ads