Protes Warga Malang Anak Sakit Terganggu Sound Horeg Berujung Adu Jotos

Round-Up

Protes Warga Malang Anak Sakit Terganggu Sound Horeg Berujung Adu Jotos

Denza Perdana - detikJatim
Selasa, 15 Jul 2025 08:30 WIB
Karnaval sound horeg di Kota Malang ricuh
Adu jotos di tengah karnaval sound horeg di Malang. Pemicunya protes warga yang terganggu karena anaknya sakit (Foto: Tangkapan layar)
Malang - Minggu (13/7) siang itu rombongan karnaval sound horeg melintas di perkampungan di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Mereka adalah bagian dari acara Bersih Desa.

Tampak dalam video yang beredar di media sosial sejumlah barang di meja dagangan milik warga turut bergerak akibat bunyi pengeras suara sound horeg peserta karnaval nomor 2 itu.

Pada saat itulah RM (55), salah satu warga setempat turun ke jaln untuk protes. Dia teriak-teriak meminta suara musik dikecilkan karena anaknya sedang sakit.

"Suaminya (MA) kemudian keluar rumah dan mendorong salah satu peserta kirab budaya," kata Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (14/7).

Melihat salah satu rekannya didorong MA, kata Yudi, peserta lain tersulut emosi dan mulai memukuli korban. Akibatnya MA luka pada bagian pelipisnya.

"Jadi pemicunya karena suara sound system yang keras. Salah satu warga menegur karena anaknya sedang sakit," ungkap Yudi.

Dia jelaskan juga bahwa antara korban yang dikeroyok dengan peserta karnaval yang mengeroyok sudah ada kesepakatan damai. Kesepakatan itu terjadi dalam mediasi yang difasilitasi Lurah Mulyorejo dengan pihak kepolisian.

"Setelah ada mediasi ada kesepakatan antara kedua belah pihak dengan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan," ujar Yudi.

Dalam kesepakatan itu, kata Yudi, warga atau peserta karnaval yang sempat terlibat ketegangan juga menyanggupi memberikan ganti rugi sesuai permintaan korban.

"Pihak peserta kirab budaya juga memberikan ganti rugi sesuai permintaan korban," tandasnya.

Yudi menyebut, bahwa warga yang menjadi korban dugaan penganiayaan oleh peserta kirab budaya itu sempat melapor ke Polresta Malang Kota.

Namun korban berniat mencabut laporan, karena sudah ada kesepakatan perdamaian antara kedua belah pihak.

"Korban sempat membuat laporan, tapi berniat akan dicabut. Setelah ada mediasi dan terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak dengan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan," sebut Yudi.


(dpe/abq)


Hide Ads