Bupati Jember Muhammad Fawait menghadiri Peringatan Milad Persatuan Penyandang Disabilitas dan Center Advokasi (Perpenca) di Alun-Alun Nusantara. Dalam sambutannya, Fawait menyampaikan komitmennya untuk memberikan hak dan akses yang setara kepada seluruh warga, termasuk bagi para penyandang disabilitas
"Kami sadar, bahwa saudara-saudara kami, kaum disabilitas tidak meminta untuk dikasihani. Tetapi meminta diberikan hak yang sama untuk membangun Republik Indonesia," katanya, Senin (14/7/2025).
Dia juga menolak penggunaan istilah 'disabilitas' atau 'tidak mampu'. Dirinya mengusulkan istilah 'kekhususan' untuk menggambarkan keunikan dan potensi luar biasa yang dimiliki warga berkebutuhan khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin secara fisik ada keterbatasan, tetapi saya yakin Allah memberikan kelebihan di sektor lainnya. Ini bukan soal kekurangan, tapi soal kekhususan," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Fawait itu, juga mendorong berdirinya koperasi-koperasi yang dikelola oleh komunitas disabilitas. Termasuk mereka dari komunitas tuna netra, sebagai bagian dari strategi inklusif pengentasan kemiskinan.
"Koperasi adalah jati diri bangsa dan alat untuk mengurai ketimpangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi jangan hanya dinikmati oleh segelintir orang," paparnya.
Gus Fawait menambahkan, bahwa Pendidikan juga menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan. Maka dari itu, Pemkab memberikan kuliah gratis kepada anak-anak Jember, termasuk dari kalangan penyandang disabilitas.
"Tidak ada jalan paling efektif untuk mengurai kemiskinan, kecuali lewat jalur ilmu pengetahuan. Karena itu, kami akan memberikan 20.000 kuota kuliah gratis, termasuk dsri kalangan penyandang disabilitas," tandasnya.
(anl/ega)