Boneka Pintar Ciptaan Mahasiswa Unair Bisa Bantu Kesehatan Mental

Boneka Pintar Ciptaan Mahasiswa Unair Bisa Bantu Kesehatan Mental

Hilda Rinanda - detikJatim
Minggu, 13 Jul 2025 08:30 WIB
Mahasiswa Unair bikin boneka pintar
Mahasiswa Unair bikin boneka pintar/Foto: Istimewa/Dokumen Unair
Surabaya -

Masalah kesehatan mental di kalangan Gen-Z memantik ide kreatif mahasiswa Universitas Airlangga (Unair). Mereka menciptakan Intelligence Doll, boneka pintar berbasis teknologi deep learning untuk membantu penyintas depresi.

Tim tersebut terdiri atas Muhammad Nur Aufa Habibi, Arya Maulana Al Hakim, Afdal Lunasri, Edbert Fernando, dan Aqila Fayyaza Nur Husna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua tim, Muhammad Nur Aufa Habibi menjelaskan, ide yang mereka usung yakni penggunaan Intelligence Doll untuk mengatasi masalah kesehatan mental pada Gen-Z. Mereka dibimbing oleh Dr Riries Rulaningtyas ST MT.

Boneka pintar ini memanfaatkan teknologi deep learning untuk menganalisis data wajah dan suara pengguna.

ADVERTISEMENT

"Hasil analisis tersebut akan menghasilkan output berupa suara sebagai respons percakapan dengan pengguna. Selain itu, hasil percakapan akan menghasilkan klasifikasi level depresi seperti ringan, sedang, atau berat. Dari hasil klasifikasi tersebut, boneka akan merespons sesuai level depresi," ungkap Aufa, Sabtu (12/7/2025).

Aufa menambahkan, selama ini solusi untuk mengatasi masalah kesehatan mental kebanyakan masih berupa respons interaktif menggunakan aplikasi. Karena itu, timnya mencoba menghadirkan inovasi baru dalam bentuk boneka.

"Kalau bentuknya boneka, pengguna akan terasa ada wujud yang bisa untuk meluapkan keluh kesahnya. Sebab berdasarkan literatur, boneka dapat menghasilkan rasa nyaman pada pemiliknya," jelasnya.

Ia juga menyebut, berdasarkan penelitian terakhir, boneka pintar masih banyak digunakan untuk pasien demensia pada lansia. Oleh karena itu, mereka berinovasi memanfaatkan boneka pintar yang berfokus untuk orang dengan gangguan mental depresi.

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) itu mengungkapkan, tantangan mereka setelah lolos pendanaan adalah peningkatan akurasi deteksi dari Intelligence Doll. Timnya berencana mengambil lebih banyak sampel data berupa ekspresi dan suara dari orang-orang yang sudah terdiagnosis depresi oleh ahli.

Dengan begitu, diharapkan akurasi Intelligence Doll bisa semakin baik.

Aufa menyatakan, mereka sangat senang berhasil lolos tahap pendanaan PKM-KC itu.

"Bahkan kami tidak menyangka bisa lolos. Sebab melihat tim kami yang belum memiliki pengalaman PKM sebelumnya," utasnya.

Mereka berharap prototype Intelligence Doll ke depannya bisa dikomersialkan agar dapat membantu mengurangi gangguan mental, khususnya depresi pada kalangan Gen-Z.

"Kami berharap Intelligence Doll bisa menjadi teman bicara untuk para Gen-Z yang mengalami gangguan mental depresi," pungkasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads