Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni merespons positif pemberlakuan jam malam yang diterapkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Kebijakan itu untuk memperkuat disiplin pendidikan generasi muda.
"Kami berharap orang tua tidak membiarkan anaknya berada di luar rumah hingga larut malam. Orang tua harus lebih peduli. Sebelum pukul 22.00 WIB, anak-anak harus dicari dan diajak pulang," kata Arif Fathoni, Senin (7/7/2025).
Menurut Arif Fathoni, kebijakan pembatasan jam malam tidak terpaku pada pembatasan aktivitas saja. Melainkan momentum untuk para orang tua agar meningkatkan kedisiplinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengingatkan kepada Pemkot Surabaya dalam melakukan sweeping kepada anak-anak agar dilakukan dengan humanis. Bagi yang melanggar, bisa difoto dan dipanggil orang tuanya.
Namun, jika ditemukan melanggar kembali, Arif Fathoni meminta sanksi harus lebih tegas, namun harus mendidik. Seperti yang sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya memberikan sanksi sosial dengan membantu dinas sosial memberikan makan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) di Liponsos Keputih.
"Jika yang bersangkutan kembali ditemukan melanggar. Perlu adanya pendidikan kedisiplinan dan karakter dengan menggandeng lembaga TNI," ungkap Arif Fathoni.
Sementara itu, ia berharap di tahun 2025 harus ada evaluasi setiap tiga bulan sekali dan menjalin kerja sama dengan TNI yang di Surabaya memiliki beberapa markas besar, seperti Koarmada II dan Kodam V Brawijaya.
Hal ini berpotensi besar untuk kerja sama dalam pembinaan karakter remaja dan saling menguatkan bersama Pemkot.
"Perlu pelatihan kedisiplinan. Keterlibatan TNI bisa mendorong pembentukan karakter positif agar anak-anak kita terhindar dari pergaulan yang salah," ujar Arif Fathoni.
Selain itu, Ia juga meminta ke Pemkot Surabaya agar menjalin kerja sama dengan Koarmada dalam program pelayaran kebangsaan. Pelajar dan remaja yang berprestasi dan berdisiplin bisa menjadi peserta pelayaran ini.
"Bisa menjadi ajang pembentukan karakter pemimpin ke depan, nasionalisme, kebhinekaan, geopolitik global, ancaman disintegrasi. Ada semangat untuk berprestasi agar terpilih dalam pelayaran kebangsaan," tandas Arif Fathoni.
(dnp/hil)