Pasien kritis dari Pulau Mandangin Sampang yang terpaksa dirujuk ke rumah sakit menggunakan perahu kayu memicu berbagai tanggapan publik. Banyak kalangan mempertanyakan Speedboat khusus pasien milik Dinkes yang tidak bisa dimanfaatkan masyarakat saat dibutuhkan.
Mengenai persoalan tersebut, Kepala Dinkes KB Sampang dr Dwi Herlinda Lusi Harini mengungkapkan Keprihatinan. Pihaknya tidak dapat berbuat banyak meski ambulans laut tersedia karena anggaran operasional untuk BBM ambulans itu terbatas.
"Kejadian itu membuat kami miris, karena orang sakit harus dirujuk menggunakan kapal kecil. Kami punya Speedboat tapi kami terkendala anggaran yang terbatas," kata Lusi, Minggu (6/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lusi, dana anggaran operasional ambulan laut itu telah disiapkan dinas kesehatan untuk estimasi operasional hingga Juli 2025. Akan tetapi, akibat lonjakan angka rujukan pasien membuat anggaran BBM habis terpakai sampai bulan April.
"Kami sebenarnya kani telah menganggarkan BBM-nya diperkirakan sampai dengan bulan Juli. Untuk bulan Agustus kami baru akan mengajukan (anggaran) BBM itu kembali. Tapi ternyata dari bulan Januari sampai bulan April kemarin itu angka rujukan sangat tinggi di luar prediksi," katanya.
"Kami memprediksi dalam 1 bulan itu ada 5 sampai 7 kali pasien dirujuk, namun ternyata ada yang dalam 1 bulan sampai 15 kali. Sehingga sebelum bulan Juli BBM-nya sudah habis," katanya.
Lusi mengaku sebelum ramai kejadian ini telah berusaha untuk mendukung ambulance laut itu. Pihak Dinkes telah berusaha agar dana dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) bisa disetujui sebagai komitmen untuk mencari solusi atas persoalan itu.
"Langkah selanjutnya, ini kami sudah ajukan untuk di PAK, bulan Juli kami ajukan, bulan Agustus sudah bisa jalan. Mudah-mudahan tidak ada lagi pasien yang harus dirujuk menggunakan kapal kecil seperti itu lagi," katanya.
Sebelumnya sebuah video viral memperlihatkan pemandangan memilukan saat seorang pasien kritis asal Pulau Mandangin, Sampang diangkut naik sampan kayu menuju rumah sakit. Momen ironis itu direkam warga dan menyebar di media sosial hingga viral.
Dalam video berdurasi 15 detik itu, tampak seorang pasien terbaring lemah di atas perahu kecil yang terombang-ambing di tengah ombak. Di sampingnya, seorang perempuan terlihat resah sembari mengelus dahi ayahnya yang terbaring tak berdaya dengan infus di tangannya.
(dpe/abq)