Cerita Kepanikan di Tengah Laut Saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

Round-Up

Cerita Kepanikan di Tengah Laut Saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 04 Jul 2025 08:50 WIB
Timsar gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kapal Tenggelam di Selat Bali, Timsar Kerahkan Segala Upaya Cari Korban. (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
Banyuwangi -

Riko (28) tak pernah menyangka kapal penyeberangan tempat dirinya bekerja akan terbalik dan tenggelam di Selat Bali saat menjalani aktivitas seperti biasa menyeberangkan penumpang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Rabu (2/7) malam. Dia sendiri panik.

Semua bermula ketika KMP Tunu Pratama Jaya tengah mengalami kebocoran di ruang mesin dan dilaporkan mengalami mati total (black out) sebelum akhirnya terbalik. Ketika kapal mulai miring, Riko melompat ke laut.

Dia sendiri berenang berupaya menjauhi kapal agar tidak turut terbawa tenggelam. Di tengah lautan itulah dia mendengar teriakan meminta tolong sejumlah penumpang yang panik dan histeris meski telah memakai pelampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riko pun berenang mendekati penumpang dan mengarahkan mereka ke liferaft (perahu penyelamat) yang tersedia. Dia mengarahkan 16 penumpang hingga mereka berhasil terselamatkan.

"Saya arahkan ke liferaft untuk menyelamatkan penumpang. Saya berusaha menyelamatkan setiap orang yang saya lihat untuk naik ke liferaft," ujar Riko saat ditemui detikBali di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

ADVERTISEMENT

Evakuasi tidak berjalan mulus. Para penumpang kelelahan dan beberapa muntah karena terlalu banyak menelan air laut. Riko tetap berupaya menarik satu per satu penumpang ke atas perahu karet hingga sebuah perahu nelayan melintas di sekitar lokasi.

Riko dan para penumpang yang telah berada di liferaft ditarik menuju ke daratan dan berhasil menepi di Pantai Pebuahan pada Kamis (3/7) pagi.

Tangis Pecah

Tidak lama berselang, setelah pagi menjelang, Baihaki (58), seorang ayah asal Kecamatan Blimbingsari tak mampu menahan air mata saat mendapat kabar putranya selamat dari tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

Ditemui di depan ruang monitoring ASDP Ketapang, Baihaki yang datang bersama istri dan 2 anaknya menuju pusat informasi. Dia tanyakan nasib anak sulungnya, Romi Alfa Hidayat, salah satu penumpang dalam kapal naas yang membawa 65 orang itu.

"Pak tolong anak saya, ada daftarnya pak?" tanya Baihaki tergesa.

Tangis Baihaki langsung pecah saat petugas memastikan bahwa Romi berhasil menyelamatkan diri. Ia langsung memeluk istrinya dan memerintahkan anak perempuannya untuk segera memberi kabar ke keluarga di rumah.

"Alhamdulillah ya Allah, Subhanallah anakku selamat," teriak Baihaki.

Baihaki tidak pernah ada firasat anaknya akan mengalami kecelakaan. Ia merasa cemas usai tidak ada kabar dari putranya setelah pukul 11 malam yang seharusnya sang putra sudah tiba di Gilimanuk, Bali.

"Sekitar jam 23.00 WIB saya tidak dapat kabar dan ketika jam 00.00 WIB itu kami dengan informasi kapal tenggelam. Panik semua dan anak saya tidak bisa dihubungi," pungkasnya.

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Gilimanuk, Kamis (3/7/2025) dini hari. Berdasarkan data manifes sementara, kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 14 truk tronton.

Kapal berangkat pukul 22.56 WIB dan diperkirakan mengalami kebocoran ruang mesin sekitar pukul 23.20 WIB. Operator kapal menyebut kru sempat meminta bantuan melalui channel komunikasi sebelum kapal mengalami pemadaman listrik dan akhirnya tenggelam pada pukul 23.35 WIB. Ketinggian ombak yang mencapai 2,5 meter diduga turut memperparah kondisi kapal.

Hingga beberapa jam setelah kejadian, upaya pencarian oleh Basarnas Banyuwangi masih belum menemukan korban lain. Dari total 65 orang di dalam kapal, empat orang berhasil ditemukan selamat, terdiri dari satu kru kapal yakni Kepala Kamar Mesin, Sandi Wariyawan, dan tiga penumpang.

Mereka ditemukan dalam sekoci yang sempat dilepaskan sebelum kapal terbalik. Kepala KSOP Tanjungwangi, Purgana menyebut, kemungkinan tenggelamnya kapal mencapai 99,9% setelah lebih dari tiga jam hilang kontak tanpa kabar. Operasi pencarian kini terus dilakukan dengan sembilan kapal SAR di sekitar titik tenggelam.




(dpe/hil)


Hide Ads