Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi malam ini turun langsung mencari anak atau remaja usia di bawah 18 tahun yang masih keluyuran di atas pukul 22.00 WIB. Pemkot bersama Polrestabes hingga TNI sweeping di sejumlah titik.
Sebelum sweeping, Pemkot Surabaya, polisi dan TNI melakukan apel di Balai Kota. Kemudian menyebarkan petugas ke semua wilayah untuk sweeping.
Eri mengatakan, bahwa sweeping bukan untuk mengekang seorang anak. Tetapi mengajarkan kedisiplinan hingga memutus kegiatan negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kita melakukan pembatasan jam malam kepada anak-anak kita. Pembatasan jam malam ini bukan untuk mengekang anak-anak kita, bukan menghilangkan hak asasi anak-anak. Setiap perbuatan positif, maka orang tua wajib mendukung," kata Eri saat apel di Balai Kota, Kamis (3/7/2024) malam.
"Tapi ketika kegiatan itu negatif, maka orang tua wajib mencegahnya. Dan hari ini yang kita lakukan adalah pembatasan anak-anak kita agar terlindingi daei kekerasan, tempat yang menyebabkan kegiatan negatif," imbunya.
Sweeping ini juga mengantisipasi adanya tawuran, geng motor, keluyuran tengah jalan malam, boncengan 3 laki-laki dan perempuan di tengah, pacaram di taman hingga larut malam. Ketika mendapati hal seperti itu, maka dibawa ke kecamatam dan dipanggil orang tuanya.
Eri juga meminta orang tua untuk sadar dan instropeksi, termasuk dia. Instropeksi atas kesalahan, sehingga Tuhan memberi cobaan kepada anak-anak seperti itu.
"Ketika ada yang tertangkap miras kita hanya bisa menyesali diri sendiri. Kita mulai lembaran baru. Surabaya dibangun bukan karena kekerasan, tapi ketegasan, disiplin, lembut," ujarnya.
Ia juga mengajak orang tua untuk saling menjaga anaknya. Sebab, berdasarkan tangkapan anak oleh polisi maupun TNI, permasalahan anak akarnya dari keluarga.
"Kalau orang tua sudah memberikan kasih sayang, maka anak akan berubah dengan kasih sayang orang tua. 99% Anak yang ditangkap dandim, polres, terjadi karena masalah keluarga. Apakah orang tua tidak pernah bertegur sapa, cerai, tidam pernah komunikasi dengan orang tua. Anak terbentuk karena sifat dari orang tua," tuturnya.
"Ini jadi pembelajaran untuk saya dan seluruh orang tua, sadarilah apa yang kita perbuat. Kalau dengan kekerasan, anak menjadi keras, kalau tegas disiplin dan lembut maka anak tumbuh dengan disiplin," pungkasnya.
(abq/abq)