Tangis haru pecah di depan ruang monitoring ASDP Ketapang, Banyuwangi. Baihaki (58), seorang ayah asal Kecamatan Blimbingsari, tak mampu menahan air mata saat mendapat kabar putranya selamat dari tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Dengan langkah tergesa, Baihaki datang bersama istrinya dan dua anaknya menuju pusat informasi. Ia menanyakan nasib anak sulungnya, Romi Alfa Hidayat, salah satu penumpang dalam kapal naas yang membawa 65 orang itu.
"Pak tolong anak saya, ada daftarnya pak?" tanya Baihaki tergesa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangis Baihaki langsung pecah saat petugas memastikan bahwa Romi berhasil menyelamatkan diri. Ia langsung memeluk istrinya dan memerintahkan anak perempuannya untuk segera memberi kabar ke keluarga di rumah.
"Alhamdulillah ya Allah, Subhanallah anak ku selamat," teriak Baihaki.
Baihaki tidak pernah ada firasat anaknya akan mengalami kecelakaan. Ia merasa cemas usai tidak ada kabar dari putranya setelah pukul 11 malam yang seharusnya sang putra sudah tiba di Gilimanuk, Bali.
"Sekitar jam 23.00 WIB saya tidak dapat kabar dan ketika jam 00.00 WIB itu kami dengan informasi kapal tenggelam. Panik semua dan anak saya tidak bisa dihubungi," pungkasnya.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Gilimanuk, Kamis (3/7/2025) dini hari. Berdasarkan data manifes sementara, kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 14 truk tronton.
Kapal berangkat pukul 22.56 WIB dan diperkirakan mengalami kebocoran ruang mesin sekitar pukul 23.20 WIB. Operator kapal menyebut kru sempat meminta bantuan melalui channel komunikasi sebelum kapal mengalami pemadaman listrik dan akhirnya tenggelam pada pukul 23.35 WIB. Ketinggian ombak yang mencapai 2,5 meter diduga turut memperparah kondisi kapal.
Hingga beberapa jam setelah kejadian, upaya pencarian oleh Basarnas Banyuwangi masih belum menemukan korban lain. Dari total 65 orang di dalam kapal, empat orang berhasil ditemukan selamat, terdiri dari satu kru kapal yakni Kepala Kamar Mesin, Sandi Wariyawan, dan tiga penumpang.
Mereka ditemukan dalam sekoci yang sempat dilepaskan sebelum kapal terbalik. Kepala KSOP Tanjungwangi, Purgana menyebut, kemungkinan tenggelamnya kapal mencapai 99,9% setelah lebih dari tiga jam hilang kontak tanpa kabar. Operasi pencarian kini terus dilakukan dengan sembilan kapal SAR di sekitar titik tenggelam.
(auh/hil)