Kediri Jadi Kunci Perbenihan Jagung Nasional

Kediri Jadi Kunci Perbenihan Jagung Nasional

Andhika Dwi - detikJatim
Rabu, 02 Jul 2025 17:15 WIB
Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan.
Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan. (Foto: Istimewa)
Kediri -

Industri perbenihan jagung di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat positif dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini hampir seluruh petani jagung di tanah air telah menggunakan benih hibrida bersertifikat dan menjadikan tingkat penggunaan benih bersertifikat di atas 100%.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan mengatakan realisasi penggunaan benih jagung bersertifikat pada tahun 2024 sebesar 191,81%, tumbuh 14,89% dibandingkan 2023 sebesar 176,92%.

Ini menjadi sinyal kuat bahwa kesadaran dan akses petani terhadap benih unggul terus meningkat. Hal itu seiring dengan dukungan dari pemerintah dan pelaku industri perbenihan, baik multinasional maupun lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi perbenihan jagung kita saat ini sangat baik. Hampir semua petani sudah menggunakan benih hibrida bersertifikasi dan berlabel. Ini pencapaian penting demi mendukung swasembada jagung seperti yang ditargetkan Presiden dan Menteri Pertanian," ujar Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan, Rabu, (02/07/2025).

Gunawan mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jagung nasional, Indonesia membutuhkan penanaman jagung seluas 2,6 hingga 3 juta hektare per tahun, dengan target produksi mencapai 20 juta ton.

ADVERTISEMENT

Dengan ketersediaan benih unggul yang memadai dan berkualitas, target itu dinilai realistis untuk dicapai di dalam negeri. Pada 2025 ini saja, Pemerintah menetapkan sasaran produksi jagung sebesar 16,68 juta ton pipilan kering dengan KA 14% dari luas tanam 4,26 juta hektare.

Sedangkan alokasi bantuan benih jagung sebesar 300.000 ha. Sementara data luas tanam PDPS seluas 5.311.674 ha dan data BPS tahun 2024, produksi jagung mencapai 15,14 juta ton pipilan kering dengan KA 14%.

Jawa Timur, khususnya Kabupaten Kediri, menjadi salah satu daerah kunci dalam pemenuhan benih nasional. Sekitar 90% benih jagung dan padi di Indonesia tersedia dari provinsi ini. Kabupaten Kediri juga menjadi salah satu pusat riset dan produksi benih yang sangat strategis.

"Produsen benih merasa nyaman berproduksi di Jawa Timur karena SDM dan kualitas lahan sangat mendukung," jelas Gunawan.

Meskipun demikian, pemerintah tetap mendorong ekspansi pengembangan perbenihan ke provinsi lain agar distribusi benih semakin merata, dan ketergantungan pada satu wilayah dapat dikurangi.

Sementara itu, memasuki semester kedua tahun 2025, sejumlah wilayah di Indonesia mulai menghadapi musim kering yang berpotensi diperparah oleh dampak perubahan iklim global.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, khususnya petani jagung, terhadap potensi penurunan produktivitas akibat kekurangan air, gangguan hama, dan tekanan gulma.

Keterangan dari Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gunawan ini disampaikan saat menghadiri launching Syngenta Indonesia, produk benih jagung hibrida berteknologi tinggi yang dirancang untuk menghasilkan produktivitas tinggi meski dalam kondisi lingkungan yang kurang ideal.

"Ketika musim kering datang dan kondisi cuaca semakin tidak menentu, petani membutuhkan benih yang tangguh, efisien, dan tetap produktif. NK Perkasa Sakti adalah jawaban kami untuk itu. Ini adalah benih jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda, dirancang khusus untuk mendukung petani menghadapi dinamika iklim yang semakin ekstrem," ujar Customer Business Manager Syngenta Indonesia, Nguyen Huy Cuong.




(dpe/abq)


Hide Ads