Kisah di Balik Ponten Surabaya yang Viral Diduga Jadi Tempat Tinggal

Kisah di Balik Ponten Surabaya yang Viral Diduga Jadi Tempat Tinggal

Deny Prastyo - detikJatim
Selasa, 01 Jul 2025 23:00 WIB
Ponten di Taman Jalan Lumumba, Ngagel yang viral diduga beralih fungsi menjadi tempat tinggal.
Ponten umum di salah satu taman di Surabaya yang viral diduga dialihfungsikan jadi tempat tinggal. (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Di balik ponten umum di Taman Jalan Lumumba, Ngagel, Surabaya yang viral diduga dijadikan tempat tinggal, penjaga ponten itu menceritakan kisahnya. Dia sampaikan tentang kontrak dan biaya yang harus dia bayarkan kepada pemilik bangunan.

Tumini (46), warga RT 1, RW 2, Lumumba, Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Surabaya menceritakan bahwa sudah cukup lama dia menjaga ponten itu meneruskan apa yang telah dilakukan oleh almarhum suaminya.

Tumini menceritakan bahwa untuk berjaga di ponten itu tidak bisa sembarangan orang. Harus ada kerja sama dengan pemilik bangunan ponten tersebut, dalam hal ini Jasa Tirta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan sembarang orang yang bisa jaga disini. Saya ada kerja sama dengan orang Jasa Tirta," kata Tumini saat ditemui detikJatim di lokasi ponten tersebut, Selasa (1/7/2025).

Dia kemudian menunjukkan surat perjanjian kontrak tersebut. Dalam perjanjian itu termuat bahwa dirinya membayar Rp 2 juta kepada pemilik bangunan, semacam biaya sewa untuk mengelola ponten umum tersebut.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, Tumini mengaku jasa ponten yang hanya Rp 2 ribu itu semakin turun. Tidak jarang pengguna ponten sering tidak membayar. Penghasilan dari ponten itu yang biasanya bisa mendapatkan Rp 100 ribu per hari kini dapat Rp 50 ribu per hari saja sudah sangat bagus.

"Kadang nggak target. Kadang ada orang baik hati mengasih lima ribu. Kalau anak kecil-kecil itu 'nggak punya uang bu', nggak apa-apa nggak bayar," kata Tumini.

Dia sendiri mengakui ada cukup banyak perabotan rumah tangga yang menyesaki bangunan ponten umum itu. Tapi dia membantah bila disebut tinggal di ponten itu. Dia tegaskan bahwa ponten itu dia tutup pukul 22.00 WIB dan dia pulang ke rumahnya.

"Ini bukan tempat tinggal. Kalau malam jam 10 tutup," kata Tumini kepada detikJatim, Selasa (1/7/2025).

Tumini mengatakan alasannya menempati ponten itu dan menjaganya karena jika tidak ada yang menjaga banyak pengguna ponten yang tidak tertib dan membuang kotoran sembarangan.

"Dulu beberapa tahun itu, ditinggal pulang ke Lumumba (rumah). Di sini diganggu orang, buang kotoran di sini, berak sembarangan dan kencing (berserakan)," ujar Tumini.

Menyiasati orang berlaku sembarang di ponten umum itu, Tumini yang seorang janda meminta tolong ibunya yakni Taspiah (77) untuk menjaga ponten itu dan tidur di sana hingga ponten itu ditutup pada malam hari.

"Kalau masalah ada kompor itu, bukan untuk masak sehari-hari. Tapi jika ada orang dari ponten butuh minum kopi, teh, dan rokok eceran. Karena biasanya kalau orang ke ponten sambil merokok," kata Tumini.

Sementara soal keberadaan lemari pakaian di ponten itu, Tumini mengakui itu memang lemari pakaian ibunya yang sudah lansia. Diletakkan di sana hanya untuk memudahkan ibunya yang berjaga hampir seharian.

"Kalau lemari itu untuk baju ibu. Dan lemari es itu juga kredit. Buat menyimpan ikan," ujar Tumini.

Kini, Tumini hanya bisa pasrah. Setelah video itu viral dia harus membersihkan barang-barang di ponten sebelum didatangi petugas Satpol PP Kota Surabaya.




(dpe/abq)


Hide Ads