Nenek Lathifah (50), warga asal Dusun Teguling Kidul, Desa Prupuh, Kecamatan Panceng, Gresik telah dievakuasi oleh aparat kepolisian dan pemerintah desa. Langkah ini dilakukan agar Lathifah mendapat perhatian yang lebih layak usai mengalami depresi.
Di balik proses evakuasi itu, ada kisah pilu yang dialami Lathifah. Ternyata Lathifah sudah sangat lama hidup sebatang kara.
"Beliau ini hidup sendiri sudah 10 tahun, jadi bukan 3 tahun (disebutkan 3 tahun di berita sebelumnya). 3 tahun terakhir ini beliau mengalami depresi," cerita Kasat Binmas Polres Gresik AKP Ali Fauzi kepada detikJatim, Senin (23/6/2035).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali Fauzi mengatakan, sebelum hidup sendiri, Lathifah sempat menikah. Tak berselang lama setelah menikah, Lathifah memutuskan untuk bekerja di Malaysia bersama adiknya.
"Waktu itu suaminya tidak setuju. Tapi beliau dan adiknya tetap berangkat," katanya.
Kepergian Lathifah itu ternyata berdampak pada rumah tangganya. Sepulang dari Malaysia, sang suami tidak ada di rumah. Lathifah kemudian bercerai dengan suaminya.
"Dari sana beliau memutuskan untuk tetap tinggal di Gresik. Hanya adiknya yang kemudian tetap kembali ke Malaysia, itu 10 tahun lalu," tambah Ali Fauzi.
Selama merantau, sang adik tetap berkomunikasi dengan Lathifah. Bahkan, sang adik juga mengirimkan uang untuk ikut membantu kehidupan Lathifah.
"Biasa transfer uang, dikirim ke ponakan beliau. Jadi adiknya tidak lepas tangan sebenarnya," ucapnya.
Kondisi itu juga diketahui oleh warga sekitar. Para tetangga mengenal Lathifah sebagai sosok yang tangguh. Lathifah terbiasa membantu tetangganya, seperti ngarit.
Namun, sejak tiga tahun terakhir, Lathifah menunjukkan perubahan sikap. Entah apa pemicunya, Lathifah kerap tersinggung tanpa sebab.
"Tetangga lewat depan rumah dilempari batu. Warga sekitar coba memahami kondisi beliau, karena hidup sendiri ya. Tapi lama-kelamaan kok membahayakan keselamatan," tutur Ali Fauzi.
Hingga akhirnya, setelah melalui musyawarah di desa, warga memutuskan untuk melapor ke Polres Gresik. Mereka awalnya mengirim pengaduan ke akun Instagram Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu. Oleh polisi, pengaduan ini kemudian ditindaklanjuti secara serius.
Awalnya polisi tidak langsung mengintervensi Lathifah. Pertama-tama mereka berkoordinasi dengan aparat desa mencari solusi terbaik untuk Lathifah. Akhirnya mereka sepakat untuk memindahkan Lathifah.
"Tiga tahun ini adiknya tetap mengirimkan uang, namun memang tidak serutin sebelumnya. Kami rembugan, termasuk dengan adiknya. Dan semua sepakat untuk mengevakuasi beliau," ungkapnya.
Setelah itu polisi mendatangi rumah Lathifah. Membujuknya agar mau dipindahkan. Awalnya Lathifah bingung, namun setelah diberi penjelasan aparat, hatinya kemudian luluh.
"Kami yakinkan beliau bahwa di yayasan nanti akan ada yang memperhatikan. Kami juga ikut memantau terus perkembangan kesehatan beliau," ucap Ali Fauzi.
Lathifan dikirim ke Yayasan Lina Bersinar Abadi di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Yayasan ini menangani pasien dengan gangguan kesehatan mental, termasuk menyediakan lingkungan yang mendukung proses pemulihan.
Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan, intervensi yang dilakukan oleh pihaknya tidak berhenti sampai di sini. Kesehatan Lathifah akan terus dipantau.
"Kita tetap akan memperhatikan kesehatan beliau, termasuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Soal biaya tidak akan kita bebankan kepada beliau, yang penting beliau hidup layak dan mendapat perhatian maksimal," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polres Gresik bersama Muspika Panceng mengevakuasi seorang nenek yang hidup sebatang kara. Lathifah diketahui mengalami depresi.
Evakuasi nenek Lathifah ini melibatkan sejumlah pihak, mulai dari kepala desa, Bhabinkamtibmas, hingga KRPH Panceng. Koordinasi berjalan intens dalam beberapa hari sebelum penjemputan dilakukan.
(auh/hil)