Bikin Elus Dada, Keluarga di Kota Pasuruan Ini Tinggal di Toilet Umum

Bikin Elus Dada, Keluarga di Kota Pasuruan Ini Tinggal di Toilet Umum

Muhajir Arifin - detikJatim
Kamis, 15 Mei 2025 19:30 WIB
Keluarga di Kota Pasuruan tinggal di area MCK komunal
Keluarga di Kota Pasuruan tinggal di area MCK komunal (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Pasuruan -

Di tengah gempita Kota Pasuruan yang terus membangun, tersimpan kisah pilu keluarga yang hidup dalam keprihatinan. Satu keluarga tinggal di bangunan yang berada dalam satu area mandi cuci kakus (MCK) komunal di Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo. Mereka hidup dalam keterbatasan

Keluarga pasangan Budiono dan Siti Aminah tinggal di tempat yang tak layak ini selama 2 tahun terakhir. Bangunan seluas kira-kira 3 X 3 itu ditempati enam orang.

Selain Budiono dan istrinya, ibu dan tiga anaknya tinggal di tempat ini. Sedangkan satu anaknya dirawat seseorang di tempat lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budiono mengaku awalnya hidup pindah-pindah dari satu kontrakan ke lainnya. Namun lambat laun ia tak sanggup membayar sewa kontrak rumah.

"Dibantu warga suruh tinggal di sini, di toilet umum, sekalian membersihkan di sini," kata Budiono, Rabu (14/5/2025).

ADVERTISEMENT

Budiono bekerja serabutan. Namun rutinitas hariannnya memulung sampah. Hasil memulung pun dicukup-cukupkan untuk makan.

"Hasil memulung Rp 30-50 ribu per hari," jelasnya.

Keluarga ini berada di desil satu, yakni miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Karena itu salah satu anaknya, Ahmad Ardiansyah, didata masuk program Sekolah Rakyat Kementerian Sosial.

Ardiansyah saat ini berusia 12 tahun dan duduk di bangku kelas 6 SD. Ia masuk menjadi calon siswa Sekolah Rakyat di Kota Pasuruan jenjang SMP yang rencananya dimulai tahun ajaran baru Juli 2025.

Ibu Ardiansyah, Siti Aminah mengungkapkan, awalnya mendapat informasi dari Ketua RT setempat bahwa anaknya memiliki kesempatan untuk menjadi calon siswa di Sekolah Rakyat. Dia kemudian bertanya kepada sang anak apakah bersedia atau tidak melanjutkan pendidikan jenjang SMP di Sekolah Rakyat Kota Pasuruan. Siti menyebut, Ardi langsung menerima tawaran itu.

"Mau. anaknya ditanyain, langsung mau," ungkap Siti.

Ardiansyah mengaku tertarik masuk Sekolah Rakyat karena ingin mondok atau hidup mandiri di asrama. Adapun sekolah rakyat memang mengusung konsep boarding school atau sekolah asrama.

Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi tempat tinggal Ardiansyah. Kunjungan itu untuk memastikan program Sekolah Rakyat benar-benar tepat sasaran. Bocah yang bercita-cita menjadi tentara itu pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Mensos Gus Ipul atas pembentukan Sekolah Rakyat.

"Terima kasih Pak Presiden, terima kasih Pak Menteri, saya bisa sekolah lagi," ujar Ardi dengan tangis haru.

Gus Ipul yang mengunjungi tempat tinggal Ardiansyah bersama Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengungkapkan Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi siswa dari keluarga miskin ekstrem, atau mereka yang berada pada desil satu, yakni 10 persen penduduk dengan kondisi ekonomi terendah.

"Untuk tahap awal, Kota Pasuruan ada dua rombongan belajar, 50 siswa," terangnya.

Gus Ipul mengatakan Presiden meminta semua anak yang berpotensi tak bisa melanjutkan sekolah, putus sekolah, bisa mendapatkan akses sekolah, salah satunya lewat Sekolah Rakyat. Proses pendirian Sekolah Rakyat dilakukan simultan melibatkan banyak kementerian.




(auh/abq)


Hide Ads