Sedihnya Ortu Calon Siswa Daftar SMAN 1 Giri Banyuwangi Kena Prank SPMB

Sedihnya Ortu Calon Siswa Daftar SMAN 1 Giri Banyuwangi Kena Prank SPMB

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 01 Jul 2025 22:30 WIB
Elizabeth Wulandari Widiastuti menunjukkan bukti pemberitahuan anaknya diterima di SMAN 1 Giri Banyuwangi.
Elizabeth Wulandari Widiastuti menunjukkan bukti pemberitahuan anaknya diterima di SMAN 1 Giri Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Seorang ibu tunggal dari Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi, Elizabeth Wulandari Widiastuti (52) mendatangi SMAN 1 Giri dengan sejumlah berkas penerimaan siswa baru yang sah dari situs web PPDB Provinsi Jatim. Dalam berkas itu tertera tulisan putrinya Maria Caroline Seftiani Sawitry diterima sebagai siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi melalui jalur domisili.

Elizabeth kaget bukan kepalang ketika tiba di SMAN 1 Giri justru ditolak dan diminta kembali ke sekolah pada pukul 13.00 WIB. Dia pun menunggu penjelasan sekolah dengan berharap-harap cemas.

"Saya dan anak saya sudah ke sekolah pagi karena jam 4 itu sudah ada pengumuman kalau anak diterima dan ini sah, resmi dari website PPDB. Sampai di sekolah, jangankan dilihat berkas saya, baru masuk sudah disuruh pulang," kata Elizabeth kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Elizabeth mengatakan anaknya memiliki nilai akademis yang baik dan tidak ada angka 7. Namun, putrinya mengambil jalur domisili lantaran lokasi tinggalnya dekat dengan sekolah itu sehingga tidak ada firasat bahwa sang putri akan ditolak.

"Anak saya pinter, gak neko-neko, dan nilainya bagus terus. Tapi ini ambil domisili karena di Kebalenan rumahnya kan dekat, dan peluangnya (seharusnya) lebih besar," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Elizabeth curiga ada upaya permainan dalam penerimaan siswa baru dan anaknya yang menjadi korban.

"Logikanya, anak saya masuk daftar nomor 7 katanya kuota tinggal 3 kenapa kok masih dibuka. Harusnya ditutup dan tidak diumumkan diterima, bagaimana nasib anak saya? Kan harusnya dia bisa masuk SMA sini," kata Elizabeth sambil mencucurkan air mata.

Ia berharap ada keadilan bagi putrinya. Dia tidak membayangkan bila putrinya terpaksa harus masuk sekolah kejuruan sementara cita-cita nya menjadi seorang psikolog.

Elizabeth Wulandari Widiastuti menunjukkan bukti pemberitahuan anaknya diterima di SMAN 1 Giri Banyuwangi.Elizabeth Wulandari Widiastuti menunjukkan bukti pemberitahuan anaknya diterima di SMAN 1 Giri Banyuwangi. Foto: Istimewa)

Sebagai orang tua tunggal, Elizabeth banting tulang seorang diri demi memenuhi kebutuhan hidup dan merasa cemas terkait biaya sekolah jika anak harus masuk sekolah swasta.

"Saya ini janda anak 3 mbak, cari uang sendiri untuk sekolahkan anak. Kok dibeginikan anak saya, swasta mungkin bisa masuk tapi biayanya pasti tinggi," kisah Elizabeth.

Tak berhenti berharap, ia masih berdoa agar ada keajaiban sehingga putrinya bisa masuk ke sekolah negeri.

Kepala SMAN 1 Giri, I Ketut Ranen mengungkapkan di sekolahnya sudah tidak ada kuota tambahan karena semua kursi sudah terisi. Dia sebutkan ada kesalahan sistem pada server.

"Kami sudah menghubungi pihak provinsi dan sekarang bisa dilihat ada kesalahan sistem dan masih dalam perbaikan," terangnya I Ketut Renen.

Ia mengaku telah meminta agar nomor PIN sebanyak 123 siswa yang terdaftar masuk di SMAN 1 Giri dibuka sehingga mereka bisa mendaftar ke sekolah lainnya.

"Kami sudah meminta untuk PIN dibuka, jadi yang terdaftar disini bisa daftar ke SMK N," katanya.

I Ketut Ranen mengaku tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab terhadap situasi tersebut.

"Saya tidak tahu, karena bukan kapasitas saya untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab," tutupnya.




(dpe/abq)


Hide Ads