Garda Pangan sebagai komunitas di bidang Food Bank hadir sebagai pihak yang paling peduli menyelamatkan makanan layak konsumsi tapi berpotensi terbuang sia-sia. Makanan itu kemudian akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
Lantas bagaimana cara mereka memastikan makanan itu masih layak dikonsumsi? Salah satu program Garda Pangan yang sangat mewakili keberadaan mereka adalah Food Rescue. Dalam kegiatan penyelamatan makanan inilah proses pengujian kelayakan itu dilakukan oleh para relawan Garda Pangan.
Sesuai namanya, Food Rescue mencakup proses penyelamatan makanan baik makanan jadi maupun roti dari hotel dan bakery yang telah bekerja sama, yang berpotensi terbuang sia-saia padahal masih layak untuk dikonsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan Food Rescue ini dilaksanakan 3 kali dalam sepekan. Yakni pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Proses penyelamatan makanan ini, mulai pengambilan dari hotel dan toko roti, kemudian pengumpulan makanan di base camp, pengujian kelayakan, hingga distribusi ke masyarakat totalnya hanya 4 jam.
Ya, dalam waktu 4 jam itulah sejumlah relawan Garda Pangan bergerak cepat sejak mengumpulkan makanan hingga melakukan uji kelayakan lalu mendistribusikan ke masyarakat prasejahtera.
"Jadi kalau di hari Senin, Rabu, Jumat, makanan langsung diambil di hari itu juga dari hotel dan bakery. Diambil sama tim kami, dibawa ke base camp, terus setelah relawan datang kita akan tes apakah roti itu masih layak atau enggak," ujar Relawan inti Garda Pangan, Alfian kepada detikJatim, Rabu (4/6/2025).
Alfian menceritakan lebih detail bagaimana relawan memastikan kelayakan makanan tersebut. Untuk makanan berat seperti lauk pauk yang sudah jadi, setelah makanan itu dikumpulkan maka para relawan segera menghangatkannya kembali. Setelah itu mencicipinya. Demikian halnya roti dari bakery.
"Setelah itu, baru kami masukan ke dalam wadah untuk kami bawa ke kampung-kampung penerima manfaat," kata Alfian.
Demi mendapatkan pasokan makanan surplus ini Garda Pangan telah menggandeng sejumlah hotel dan bakery sebagai mitra. Kemitraan ini terjalin atas dasar kesadaran bersama akan pentingnya mengurangi sampah makanan.
Alfian menegaskan lagi bahwa proses memastikan kelayakan dan keamanan makanan untuk dikonsumsi oleh para penerima merupakan bagian yang paling krusial tidak hanya dalam program Food Rescue, tetapi juga program Garda Pangan lainnya.
Terkait waktu pelaksanaan Food Rescue yang ditargetkan maksimal 4 jam, Alfian mengatakan bahwa Garda Pangan tidak pernah kekurangan relawan. Relawan yang berminat untuk terlibat selalu melimpah sementara kuotanya sangat terbatas. Tak jarang hanya dalam hitungan menit slot relawan terpenuhi.
Relawan Garda Pangan lainnya, Fina mengaku selalu antusias mengikuti setiap program kegiatan dari komunitas ini. Menurutnya, program Garda Pangan memberikan dampak positif secara nyata kepada masyarakat.
"Manfaatnya itu ada baik untuk diri kita sendiri sebagai volunteer maupun kepada masyarakat prasejahtera yang menjadi targetnya," kata Fina.
Dia pun berharap agar ada komunitas-komunitas lainnya yang turut peduli terhadap isu sampah makanan serta mendorong anak muda untuk turut terlibat dan mau lebih peka dalam menanggapi isu food waste.
Kabar Komunitas adalah rubrik khas detikJatim mengulas beragam aksi positif komunitas di Jawa Timur. Komunitas yang punya kegiatan positif lainnya bisa berbagi info dengan detikJatim melalui email redaksi@detiksurabaya.com.
(dpe/abq)