Petugas Pos Pengamatan Gunung Raung berupaya melakukan pemantauan langsung menggunakan drone setelah munculnya cahaya api di pusat erupsi. Namun, dua kali upaya pengamatan tersebut tidak membuahkan hasil lantaran area puncak Gunung Raung tertutup kabut tebal.
"Yang kapan hari pemantauan drone tidak berhasil mbak, karena tertutup kabut," terang Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Raung, Agung Tri Subekti, Selasa (24/6/2025).
Tak hanya itu, upaya pemasangan CCTV di puncak Gunung Ijen yang diarahkan ke Gunung Raung juga terkendala cuaca serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini juga memasang CCTV di Puncak Ijen mengarah ke Raung tapi terkendala kabut. Tidak bisa setting arahnya dengan baik," tambah Agung.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan catatan seismik, aktivitas kegempaan di Gunung Raung terus terjadi. Gempa-gempa tersebut terdiri dari letusan, tektonik hingga tremor.
"Sejak kemarin terpantau 1 letusan dengan amplitudo 4 mm dan durasi 38 detik. Tektonik jauh 3 kali dengan amplitudo 6-10 mm durasi 30-52 detik. Sementara tremor terus menerus dengan 0,5-5 mm," terang Agung.
Selain itu, asap kawah terpantau bertekanan lemah dengan warna putih dan kelabu. Asap tersebut memiliki intensitas tipis hingga sedang, dengan ketinggian mencapai 600 meter dari puncak kawah.
"Kemarin juga terjadi letusan dengan tinggi 600 meter dan warna asap kelabu," ungkap Agung.
Sementara itu, hingga Selasa (24/6/2025) aktivitas erupsi belum terpantau secara visual lantaran masih tertutup kabut tebal.
"Hari ini belum terpantau erupsi kalau secara visual karena tertutup kabut, tadi pas mendaki Ijen kelihatan cuma asap tipis dan tertutup kabut," tutup Agung.
Saat ini, Gunung Raung masih berstatus Waspada. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas mendekati pusat erupsi di kawah puncak dalam radius 3 kilometer, tidak menuruni kaldera, serta tidak bermalam di kawasan kawah.
(erm/hil)