Di balik rumah sederhana berukuran 5x6 meter di Jalan Kresno, Kelurahan Polehan, Kota Malang, tersimpan mimpi besar seorang gadis kecil. Rahmatil Laili Rahmadani (12), akrab disapa Laili, siap menapaki babak baru dalam hidupnya lewat program pendidikan gratis Sekolah Rakyat.
Laili adalah siswa kelas 6 SD Negeri Polehan 5. Ia menjadi satu dari 100 anak dari keluarga kurang mampu yang terpilih bersekolah di Sekolah Rakyat (SR), program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Laili merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Suliswanto (39) dan Ilmiatul Qoiroh (33). Bapaknya sehari-harinya bekerja sebagai seorang kuli bangunan, yang punya penghasilan kurang lebih Rp 2 juta dalam sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laili menyampaikan bahwa dirinya siap masuk di Sekolah Rakyat, di mana nanti menerapkan sistem boarding school.
"Masuk asrama mulai tanggal 7 Juli nanti," ucap Laili ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (21/6/2025).
Meski lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga kurang mampu, perempuan yang memiliki tinggi 145 sentimeter ini memiliki cita-cita tinggi, yakni menjadi pramugari.
"Cita-cita saya jadi pramugari. Karena saya cantik," celutuknya.
Laili mengaku, ia mengetahui dan terdaftar di Sekolah Rakyat, setelah orang tuanya mendapatkan surat dari Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang.
"Tahunya ikut terdaftar Sekolah Rakyat setelah orangtua dapat surat dari Dinsos P3AP2KB Kota Malang, dapat surat itu antara bulan Maret atau April," bebernya.
Keluarga Laili merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Keluarga Laili mengontrak tanah rumah mereka sekitar Rp 700 ribu setiap tahun.
"Rumahnya punya orang tua sendiri tapi tanahnya ngontrak punya saudara, sudah tinggal di sini 10 tahun di sini," katanya.
Sementara ibu Laili, Ilmiatul Qoiroh menambahkan, awalnya Laili sempat enggan bersekolah di Sekolah Rakyat karena menerapkan sistem asrama.
Namun sebagai orang tua, mereka berusaha meyakinkan Laili agar menerima tawaran dari Dinsos tersebut.
"Awalnya, ingin bersekolah di SMPN 28, tapi saya rayu akhirnya mau. Tidak apa-apa asrama, yang penting ke depan anak saya ini sekolahnya benar, tidak terganggu apapun, dan harapannya cita-citanya tercapai," ungkapnya.
Dinsos P3AP2KB Kota Malang mencatat bahwa Sekolah Rakyat nantinya diisi 100 pelajar terdiri 4 rombel. Satu kelas 25 pelajar, meskipun sekarang 97 siswa.
"Masih belum genap 100 karena kemarin masih ada mengundurkan diri. Untuk perlengkapan nantinya dari Kemensos melalui kami," ujar Kadinsos P3AP2KB Kota Malang Donny Sandito terpisah.
(auh/hil)