6 Fakta Heboh Siswa SD Tulungagung Joget-Nyawer Biduan di Sekolah

6 Fakta Heboh Siswa SD Tulungagung Joget-Nyawer Biduan di Sekolah

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Sabtu, 21 Jun 2025 10:45 WIB
Viral anak SD nyawer dan joged bareng biduan
Viral anak SD nyawer dan joget bareng biduan/Foto: Tangkapan layar
Surabaya -

Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh peristiwa yang tak semestinya terjadi di lingkungan sekolah. Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah siswa SD berjoget dan memberikan saweran kepada biduan saat acara perpisahan, viral dan menuai kecaman luas di media sosial.

Peristiwa itu terjadi di SDN 1 Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung. Di tengah riuhnya musik organ tunggal, sejumlah siswa berseragam SD asyik bergoyang diiringi biduan. Yang lebih memprihatinkan, anak-anak itu tampak menyawer uang ke panggung hiburan, tindakan yang jelas tidak pantas dilakukan di usia dan lingkungan pendidikan seperti itu.

Berikut sederet faktanya!

1. Video Siswa Joget dan Nyawer Viral di Media Sosial

Sebuah video berdurasi sekitar satu menit memperlihatkan beberapa siswa SD berseragam berjoget bersama penyanyi pria dan wanita diiringi musik organ tunggal. Dalam video itu tampak seorang siswa menggenggam uang lalu menyawer ke biduan wanita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama kemudian, jumlah siswa yang berjoget bertambah.

"Yang mengadakan acara tambahan itu murni dari paguyuban wali murid kelas 6. Guru-guru sudah meninggalkan lokasi dan kembali ke ruang guru saat kejadian itu berlangsung," kata Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, Sabtu (21/6/2025).

ADVERTISEMENT

2. Acara Tambahan Digelar Tanpa Agenda Resmi Sekolah

Admim menegaskan, joget dan saweran itu bukan bagian dari acara resmi sekolah. Kegiatan perpisahan resmi digelar sederhana di pagi hari dengan pelepasan topi SD, paduan suara, pelepasan balon, dan sambutan.

"Di acara resmi, tidak ada tampilan sama sekali, tambahnya hanya paduan suara dan tidak memasang panggung," ujarnya.

3. Acara Joget Digelar Wali Murid Kelas 6

Setelah acara resmi selesai, sejumlah wali murid kelas 6 membuat acara tambahan berupa pemotongan tumpeng dan hiburan organ tunggal di ruang kelas. Guru-guru sempat diundang untuk sekadar mengalungkan tanda ke siswa dan memotong tumpeng, lalu kembali ke ruang guru.

"Setelah acara selesai, setelah pembagian konsumsi dan sebagian anak-anak foto bersama dengan keluarga, akhirnya bapak ibu guru keluar dari lokasi itu dan ke ruang guru," jelas Admim.

4. Momen Joget dan Saweran Direkam Wali Murid, Viral di Grup WA

Pentas organ tunggal dimulai setelah guru-guru meninggalkan lokasi. Saat itulah aksi joget dan saweran terjadi. Salah seorang wali murid merekamnya dan mengunggah ke grup WhatsApp paguyuban kelas 6.

"Tentu tidak pantas untuk anak-anak. Semoga ke depan tidak ada lagi kejadian serupa dan tidak boleh terjadi," ujar Admim menyayangkan peristiwa tersebut.

5. Wali Murid Minta Maaf

Setelah video viral, pihak sekolah langsung memanggil perwakilan paguyuban wali murid untuk klarifikasi. Salah satu wali murid berinisial RM menyatakan permintaan maaf.

"Sehubungan dengan hal tersebut di atas saya dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, secara khusus kepada lembaga SDN 1 Kenayan dan secara umum kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman dengan video tersebut," tulis RM dalam surat permohonan maafnya.

6. Dinas Pendidikan Tegur Pihak Sekolah

Dinas Pendidikan Tulungagung memberikan teguran kepada SDN 1 Kenayan pascaviralnya video siswa joget dan nyawer biduan. Kejadian itu diharapkan tidak terulang kembali.

Kapala Dinas Pendidikan (Dindik) Tulungagung Rahadi Puspita Bintara mengatakan, teguran diberikan kepada pihak sekolah melalui Kepala Bidang Sekolah Dasar.

"Kemarin sudah langsung ditindaklanjuti oleh Kabid SD, salah satunya teguran kepada pihak sekolah terkait kejadian tersebut, harapan kami tidak terjadi lagi ke depannya," kata Rahadi Puspita.

Pihaknya menyayangkan adanya kejadian siswa joget dan nyawer biduan. Pihak sekolah diharapkan lebih selektif dan melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads