Sebuah video menampilkan sejumlah siswa berseragam Sekolah Dasar (SD) berjoget dan memberi saweran kepada biduan viral di media sosial. Peristiwa itu disebut terjadi di SDN 1 Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung.
Dalam video berdurasi sekitar satu menit tersebut, terlihat beberapa siswa SD berjoget diiringi musik organ tunggal bersama dua penyanyi, pria dan wanita. Salah satu siswa tampak menggenggam uang lembaran yang kemudian diberikan kepada penyanyi wanita alias menyawer.
Tak berselang lama, jumlah siswa yang ikut berjoget bertambah. Seorang perempuan berkerudung bahkan terlihat menyerahkan sejumlah uang kepada siswa untuk diberikan kembali kepada biduan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa tersebut diketahui terjadi dalam momen Tasyakuran dan Pelepasan Siswa Kelas 6 SDN 1 Kenayan Tahun Ajaran 2024-2025, sebagaimana terlihat dari tulisan pada backdrop di lokasi kejadian.
Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, membenarkan bahwa video tersebut diambil di lingkungan sekolahnya. Namun ia menegaskan bahwa kegiatan berjoget dan menyawer biduan tersebut bukan bagian dari agenda resmi sekolah.
"Yang mengadakan acara tambahan itu murni dari paguyuban wali murid kelas 6. Guru-guru sudah meninggalkan lokasi dan kembali ke ruang guru saat kejadian itu berlangsung," kata Admim Kholisina,Sabtu (21/6/2025).
lebih lanjut, Admim menjelaskan pada Sabtu (14/6/2025) pagi pihak SDN 1 Kenayan menggelar kegiatan perpisahan siswa kelas 6 secara sederhana. Acara digelar di halaman sekolah dengan rangkaian seremonial berupa pelepasan topi SD, paduan suara, pelepasan balon dan sambutan-sambutan.
"Di acara resmi, tidak ada tampilan sama sekali, tambahnya hanya paduan suara dan tidak memasang panggung," ujarnya.
Setelah kegiatan resmi dari pihak sekolah selesai, sejumlah wali murid dari kelas 6 mengadakan acara tambahan berupa pemotongan tumpeng dan hiburan organ tunggal secara swadaya di dalam ruang kelas.
"Jadi guru-guru juga diundang juga di kelas itu tapi hanya mengalungkan apa itu tanda ke siswa, terus sama mau potong tumpeng. Setelah acara selesai, setelah pembagian konsumsi dan sebagian anak-anak foto bersama dengan keluarga, akhirnya bapak ibu guru keluar dari lokasi itu dan ke ruang guru," jelasnya.
Saat itulah pentas organ tunggal dimulai hingga terjadi aksi joget dan saweran oleh para siswa. Pada momen itu salah seorang wali murid merekam aksi siawa dan diunggah ke grup WhatsApp paguyuban.
Admim menyayangkan kejadian tersebut. Pihaknya menilai tindakan para siswa yang berjoget dan melakukan saweran ke biduan tidak pantas dilakukan oleh peserta didik.
"Tentu tidak pantas untuk anak-anak. Semoga ke depan tidak ada lagi kejadian serupa dan tidak boleh terjadi," jelasnya.
Wali Murid Minta Maaf
Admim menyebut, pascaviralnya video tersebut, pihak sekolah langsung memanggil perwakilan paguyuban wali murid yang menggagas acara tersebut. Tujuannya untuk dilakukan klarifikasi.
"Kemarin setelah kejadian itu sudah viral itu akhirnya wali murid dihubungi dan akhirnya wali murid sudah minta maaf ke sekolah. Kemarin ke sekolah minta maaf secara lisan dan tertulis. Ini bukti surat permohonan maaf dari wali murid yang bersangkutan," kata Admim.
Dalam surat tersebut, salah satu wali murid berinisial RM menyatakan, kegiatan pentas organ tunggal merupakan inisiatifnya keinginannya pribadi.
"Sehubungan dengan hal tersebut di atas saya dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, secara khusus kepada lembaga SDN 1 Kenayan dan secara umum kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman dengan video tersebut," tulis RM dalam surat permintaan maaf.
Ditegaskan, viralnya video siswa nyawer biduan itu tidak ada unsur kesengajaan, namun hanya sebatas ungkapan kegembiraan atas kelulusan anak-anak mereka yang duduk di bangku kelas 6.
"Merupakan kegembiraan kami selaku wali murid atas kelulusan anak kami," lanjut RM.
Dindik Tegur Pihak Sekolah
Dinas Pendidikan Tulungagung memberikan teguran kepada SDN 1 Kenayan pascaviralnya video siswa joget dan nyawer biduan. Kejadian itu diharapkan tidak terulang kembali.
Kapala Dinas Pendidikan (Dindik) Tulungagung Rahadi Puspita Bintara, mengatakan teguran diberikan kepada pihak sekolah melalui Kepala Bidang Sekolah Dasar.
"Kemarin sudah langsung ditindaklanjuti oleh Kabid SD, salah satunya teguran kepada pihak sekolah terkait kejadian tersebut, harapan kami tidak terjadi lagi ke depannya," kata Rahadi Puspita.
Pihaknya menyayangkan adanya kejadian siswa joget dan nyawer biduan. Pihak sekolah diharapkan lebih selektif dan melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan.
(auh/abq)