Keajaiban Bayi Kembar Identik Lahir dari 1 Embrio Ibu Berusia 46 Tahun

Round Up

Keajaiban Bayi Kembar Identik Lahir dari 1 Embrio Ibu Berusia 46 Tahun

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Sabtu, 21 Jun 2025 10:20 WIB
Ibu 46 tahun lahirkan bayi kembar identik dalam 1 embrio
Ibu 46 tahun lahirkan bayi kembar identik dalam 1 embrio/Foto: Istimewa
Surabaya -

Tangis haru memenuhi ruang operasi di Surabaya. Keajaiban medis yang langka terjadi mengiringi perjuangan ibu 46 tahun melahirkan bayi kembarnya dalam keadaan sehat.

Di balik masker dan jubah operasi, dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS, FESICOG, FIICOG atau dr. Benny tak kuasa membendung air mata saat dua bayi mungil lahir dengan selamat. Bukan sekadar bayi biasa, keduanya adalah kembar identik hasil satu embrio dari ibu berusia 46 tahun.

Kisah ini berawal dari perjuangan panjang Nur Endah Wahyuningsih (46), perempuan asal Magelang, bersama suaminya Jordy Bertrand (44), seorang warga negara Belanda. Selama lebih dari satu dekade, pasangan ini berjuang mendapatkan keturunan. Empat kali menjalani program bayi tabung (IVF), semuanya berakhir kegagalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harapan kembali menyala di program kelima. Di usia yang oleh banyak orang dianggap terlalu rentan untuk hamil, Nur kembali mencoba, kali ini bersama dr. Benny di Morula IVF Surabaya.

Secara medis, peluang keberhasilan di usia 45 tahun saat itu hanya 1%. Lebih kecil lagi kemungkinan satu embrio berkembang menjadi kembar identik.

ADVERTISEMENT

"Dan kemungkinan embrio tunggal tersebut berkembang menjadi kembar identik? Hanya sekitar 1 dari 10.000 kasus," jelas dr. Benny.

Namun angka statistik tak mampu mengukur kuasa keajaiban. Dengan teknologi Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A), tim medis memilih embrio terbaik yang sehat secara genetik dan menanamkannya di rahim Nur. Hasilnya melampaui segala prediksi.

Kehamilan yang berjalan lancar itu akhirnya dituntaskan dengan kelahiran dua bayi identik yang sehat. Momen itulah yang membuat dr. Benny tak mampu menahan tangisnya.

"Di ruang operasi, saya tidak bisa menahan haru. Di balik masker dan jubah operasi, saya menangis," kenang dr. Benny.

Kehamilan di usia 46 tahun sendiri secara medis masuk kategori berisiko tinggi, baik bagi ibu maupun janin, termasuk potensi kelainan genetik. Namun berkat ketelitian tim medis dan teknologi modern, semua berjalan lancar hingga proses persalinan.

"Ada banyak tangis di setiap kegagalan, tapi saya dan suami percaya bahwa jika kami tetap berusaha, Tuhan pasti menunjukkan jalan," ungkap Nur dengan mata berkaca.

Kisah Nur dan Jordy kini menjadi secercah harapan baru bagi banyak pasangan yang merasa usianya tak lagi memungkinkan untuk memiliki anak. Bahwa selama masih ada usaha, mukjizat bisa hadir lewat tangan medis.

"Saya tidak hanya merasa menjadi orang tua, tapi juga saksi dari mukjizat. Kami percaya, waktu Tuhan tidak pernah salah," ujar Jordy.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads