Perjuangan Perempuan 46 Tahun Lahirkan Kembar Identik dari 1 Embrio

Perjuangan Perempuan 46 Tahun Lahirkan Kembar Identik dari 1 Embrio

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 19 Jun 2025 16:17 WIB
Ibu 46 tahun lahirkan bayi kembar identik dalam 1 embrio
Ibu 46 tahun lahirkan bayi kembar identik dalam 1 embrio/Foto: Istimewa
Surabaya -

Harapan sering datang di saat paling tak terduga. Bagi Nur Endah Wahyuningsih (46), perempuan asal Magelang, harapan itu datang dalam wujud tangis dua bayi mungil yang mengisi ruang operasi, di usia yang oleh banyak orang dianggap terlalu rentan untuk hamil.

Yang lebih istimewa, kedua bayi yang dilahirkan Nur adalah kembar identik yang berasal dari satu embrio, sebuah keajaiban medis yang amat langka.

Perjalanan panjang Nur dan suaminya, Jordy Bertrand (44), warga negara Belanda, bukanlah kisah instan. Selama lebih dari satu dekade, mereka menanti buah hati, berusaha berkali-kali, meski empat program IVF sebelumnya selalu berujung kegagalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harapan kembali menyala di program kelima, bersama dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS, FESICOG, FIICOG atau dr. Benny dari Morula IVF Surabaya.

"Ada banyak tangis di setiap kegagalan, tapi saya dan suami percaya bahwa jika kami tetap berusaha, Tuhan pasti menunjukkan jalan," ungkap Nur dengan mata berkaca, Kamis (19/6/2025).

ADVERTISEMENT

Saat program IVF kelima dilakukan di usia 45 tahun, peluang keberhasilan sangat tipis. Menurut dr. Benny, kemungkinan hamil dengan satu embrio di usia tersebut hanyalah 1%.

"Dan kemungkinan embrio tunggal tersebut berkembang menjadi kembar identik? Hanya sekitar 1 dari 10.000 kasus," jelas dr. Benny.

Namun, keajaiban tak bisa diukur oleh angka statistik. Berkat teknologi Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A), tim Morula IVF Surabaya memilih embrio terbaik, sehat secara genetik dan menanamkannya di rahim Nur.

Hasilnya, bukan hanya kehamilan, tapi kelahiran dua bayi identik dalam kondisi sehat.

"Di ruang operasi, saya tidak bisa menahan haru. Di balik masker dan jubah operasi, saya menangis," kenang dr. Benny tentang momen penuh haru itu.

Kehamilan di usia 46 tahun secara medis masuk kategori berisiko tinggi, terlebih terhadap potensi kelainan genetik janin. Namun berkat teknologi PGT-A dan ketelitian tim medis, kehamilan berjalan lancar hingga kelahiran.

Kisah Nur dan Jordy menjadi secercah harapan baru bagi banyak pasangan yang merasa usianya tak lagi memungkinkan. Bahwa selama masih ada usaha, mukjizat bisa datang lewat tangan medis.

"Saya tidak hanya merasa menjadi orang tua, tapi juga saksi dari mukjizat. Kami percaya, waktu Tuhan tidak pernah salah," ujar Jordy.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads