Misteri menyelimuti insiden ledakan balon udara tanpa awak yang menyebabkan seorang pria terluka serius di Ponorogo. Yang menjadi sorotan, pada badan balon ditemukan tulisan "Mbalong", namun hingga kini belum diketahui siapa pembuatnya. Polisi masih menyelidiki asal-usul balon yang sempat dikejar anak-anak sebelum meledak itu.
Kapolsek Sawoo AKP Yudi Kristiawan mengungkapkan, balon tersebut berukuran cukup besar, panjangnya sekitar 25 meter. Tak hanya itu, balon juga membawa sekitar 70 petasan kecil dan 5 petasan besar.
"Ada empat petasan sebesar betis orang dewasa, dua sebesar pergelangan tangan, dan sekitar 70 buah sebesar ibu jari. Semua sudah diamankan di polsek," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan, yang menjadi sorotan adalah tulisan mencolok di badan balon. Meski begitu, pihak kepolisian belum dapat memastikan asal-usul balon tersebut.
"Kami masih melakukan pendalaman dan identifikasi asal balon itu. Jika ada pihak yang merasa membuat atau mengetahui, kami minta untuk segera melapor," tegas Yudi.
Hingga kini, misteri pembuat balon udara bermuatan petasan itu masih menjadi tanda tanya. Polisi terus mendalami dan mengimbau masyarakat agar tak sembarangan meluncurkan balon udara berisi bahan peledak, mengingat dampaknya bisa sangat membahayakan.
Sebelumnya, balon udara tersebut jatuh di area permukiman warga dan dikejar sejumlah anak-anak. Seorang pria berinisial YN (45) yang melihat kejadian itu, berinisiatif menyelamatkan anak-anak dengan mengamankan balon terlebih dahulu.
Niat baik seorang pria di Ponorogo untuk menyelamatkan anak-anak justru berujung petaka. Balon udara tanpa awak yang dikejar sejumlah bocah meledak hebat saat hendak diamankan korban.
YN bahkan sempat berlari dan menyeberangi sungai demi mencegah hal buruk terjadi, namun justru terkena ledakan dan mengalami luka serius di bagian dada, mata, dan kaki.
Insiden bermula ketika balon udara jatuh dan dikejar sejumlah anak-anak. YN yang khawatir balon tersebut membahayakan, berinisiatif untuk mengamankannya terlebih dahulu.
"Ceritanya korban mau mengamankan balon itu daripada diambil anak-anak. Kasihan nanti kalau sampai meledak dan anak-anak kena," ujar Winanto, warga Desa Kori, kepada wartawan, Sabtu (7/6/2025).
Namun, saat baru menyentuh balon, ledakan keras tiba-tiba terjadi. Sejumlah petasan yang masih menempel di balon itu meledak secara spontan.
"Baru dipegang, langsung meletus. Suaranya keras banget. Ledakannya cuma sekali, tapi besar sekali. Petasannya masih banyak, yang belum meletus juga masih ada," lanjutnya.
Ledakan menyebabkan luka bakar serius pada tubuh korban. Warga segera membawa YN ke RSUD dr Harjono Ponorogo.
"Kalau korban nggak cepat-cepat amankan, mungkin anak-anak bisa jadi korban. Untungnya anak-anak masih agak jauh waktu itu," tambah Winanto.
Kapolsek Yudi menyebut kejadian terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Ia menjelaskan kronologi kejadian sebelum korban terkena ledakan balon udara tersebut.
"Korban melihat balon udara tanpa awak jatuh di sekitar TKP, kemudian dikejar anak-anak. Korban berinisiatif mengamankan balon dengan menyeberangi sungai, namun saat balon dipegang, mercon yang terbawa balon meledak," terang AKP Yudi.
"Korban mengalami luka di dada, mata, dan kaki. Korban sempat berteriak minta tolong, dan warga langsung membawa ke rumah sakit," imbuhnya.
(auh/irb)