Lebih dari sekadar galeri seni, Vinautism Art & Gallery hadir sebagai ruang aman yang menjadi wadah bagi kreativitas dan imajinasi anak-anak, terutama mereka yang berkebutuhan khusus. Galeri ini bukan hanya tempat memajang karya seni, tetapi ruang tumbuh yang membebaskan anak mengekspresikan diri melalui warna, garis, dan bentuk.
Nama "Vinautism" sendiri terinspirasi dari Vincent Prijadi Purwono, seorang pemuda penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) yang memiliki bakat luar biasa dalam dunia lukis. Potensi seni Vincent telah terlihat sejak ia duduk di bangku sekolah dasar, dan terus berkembang hingga kini.
Bakat seni Vincent mulai mendapat sorotan internasional pada 2018, ketika karyanya meraih juara ketiga dalam sebuah kompetisi lukis internasional di Amerika Serikat. Dari 450 karya dari seluruh dunia, lukisan Vincent berhasil mencuri perhatian juri. Ia pun diundang ke Amerika untuk menerima penghargaan secara langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momen tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga dan Indonesia, tapi menjadi titik awal perjalanan Vincent sebagai seorang seniman. Melihat potensi anaknya yang begitu besar, sang ayah, Rudy Purwono, mendirikan galeri seni agar Vincent dapat terus menekuni dunia lukis secara lebih serius.
Torando Rodina, shadow teacher sekaligus penanggung jawab di Vinautism Gallery, menjelaskan bahwa galeri ini awalnya hanya digunakan sebagai tempat Vincent melukis, menggantikan ruang di rumah yang mulai tak cukup menampung karyanya.
"Karena kami tahu bahwa Vincent itu kuat dalam melukis, akhirnya galeri ini kami pakai sebagai tempat Vincent melukis. Awalnya melukis di rumah, lama-lama karyanya sudah banyak, terus bingung mau dikemanakan? Akhirnya ditaruh di galeri," ujar Torando.
Seiring waktu, galeri ini berkembang menjadi tempat yang terbuka bagi anak-anak lain yang ingin belajar melukis. Setiap hari Senin hingga Jumat, Vinautism Gallery membuka kelas melukis yang terbuka untuk umum, terutama untuk anak-anak yang ingin menjajaki dunia seni.
Salah satu daya tarik utama dari Vinautism Gallery adalah gaya lukis Vincent yang unik dan autentik. Ia tidak terpaku pada satu medium saja, melainkan menggabungkan berbagai elemen seperti cat timbul, kolase dari potongan majalah, goresan abstrak, hingga tumpukan lego yang ia tempelkan sebagai bingkai lukisan.
Selain itu, elemen kereta, pesawat, dan dunia otomotif kerap hadir dalam karyanya. Vincent juga memiliki ikon khas dalam lukisannya, yaitu sosok serigala. Menurut Torando, serigala ini merepresentasikan identitas Vincent sejak kecil.
![]() |
"Serigala itu lambangnya Vincent. Sejak kecil, dia itu mengidentifikasi dirinya werewolf. Bisa jadi karena dulu mungkin dia masih tertutup ya, jadi dia selalu menggambarkan dirinya diwakili werewolf. Tapi sekarang lukisan Vincent udah bergeser jadi lebih macam-macam," terang Torando.
Karya-karya Vincent telah membawanya pada berbagai kesempatan berharga. Pada 2023, Vincent diundang pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk memamerkan 13 lukisan bertema kereta dalam acara peresmian kereta cepat Whoosh.
Salah satu lukisan yang ditampilkan bahkan menggambarkan Kereta Whoosh itu sendiri. Dalam acara tersebut, Vincent juga berkesempatan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Tak hanya menjadi tempat berkreasi, Vinautism Gallery juga rutin menggelar pameran dan kolaborasi dengan para seniman dari seluruh Indonesia. Pada pameran terakhir, setidaknya 450 karya dikirimkan, dan 40 di antaranya terpilih untuk dipamerkan.
Selain itu, galeri ini juga menjadi destinasi edukasi bagi pelajar dari berbagai jenjang, mulai dari TK hingga mahasiswa. Di sini, para siswa dikenalkan dengan konsep galeri seni dan etika dalam menikmati karya seni.
"Yang mereka lakukan di sini, mereka mengenal galeri itu apa sih? Bagaimana cara menikmati pameran lukisan. Saya menerangkan ke anak-anak kecil itu, kalau kita di galeri, kita melihat supaya lukisan itu menarik, apakah boleh dipegang, dan sebagainya. Nah, kami memberikan edukasi seperti itu. Setelah berkeliling, kadang dilanjutkan dengan aktivitas painting," jelas Torando.
![]() |
Lebih dari sekadar mengajarkan teknik melukis, Vinautism Gallery juga membantu anak-anak memahami bagaimana karya mereka bisa dikenal secara luas, bahkan dikomersialkan. Dengan mengikuti pameran dan kompetisi di dalam maupun luar negeri, anak-anak belajar untuk percaya diri dan merasa diapresiasi.
"Kami coba ikutkan kompetisi seperti itu, supaya mereka juga merasa bangga bahwa karyanya bisa dinikmati. Dan orang tua juga melihat, 'oh ternyata anakku bisa'. Jadi kalau ada informasi, karena anaknya sudah buat karya, kita kontak orang tua 'ayo sama-sama anaknya ini karyanya coba dikirim di sini', dan mereka juga mau, jadi bersyukur," imbuh Torando.
Pada akhir perbincangan, Torando menegaskan bahwa setiap anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), memiliki potensi yang luar biasa jika diberi ruang dan kesempatan yang tepat.
"Setiap anak itu unik. Selama anak diberi kesempatan, serta dikelilingi dengan lingkungan yang positif dan suportif, maka anak dapat menggali potensi mereka masing-masing secara optimal," ujarnya.
Melalui Vinautism Art & Gallery, seni menjadi alat yang tidak hanya memperkuat keterampilan, tetapi juga membangun rasa percaya diri, keberanian, dan identitas diri bagi anak-anak. Galeri ini menjadi bukti bahwa seni adalah bahasa universal yang bisa menjembatani siapa saja untuk berkarya dan dihargai, tanpa memandang latar belakang atau kondisi.
(ihc/irb)