Keluarga Bhagas yang Meninggal Usai Operasi Amandel Menanti Keadilan

Keluarga Bhagas yang Meninggal Usai Operasi Amandel Menanti Keadilan

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 27 Mei 2025 13:45 WIB
Keluarga korban yang meninggal usai menjalani operasi amandel
Keluarga korban yang meninggal usai menjalani operasi amandel (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Keluarga korban R Bhagas Priyo (28) pria yang meninggal usai menjalani operasi amandel di salah satu rumah sakit swasta di Sidoarjo menanti keadilan. Menurutnya, hingga saat ini belum ada titik terang yang bisa mengungkap penyebab utama kematian korban.

Ibu korban, Anju Vijayanti menyebut bahwa peristiwa itu terjadi pada 21 September 2024. Pihaknya telah membuat laporan ke Polresta Sidoarjo pada 30 September 2024.

"Kemudian saya di-BAP untuk kelanjutan itu dengan rencana untuk diautopsi tapi sampai saat ini juga tidak dilakukan autopsi karena menunggu rekom dari MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) saat itu," ujar Anju di kantor LBH Nurani Surabaya, Senin (26/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Anju, usai sekian waktu berlalu, pihaknya hingga saat ini tidak tahu isi dari rekomendasi oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) atas kasus kematian anaknya.

Ia sudah meminta informasi dari rumah sakit yang bersangkutan, namun belum diterima sampai sekarang.

ADVERTISEMENT

"Dan saya minta tanda tangan anak saya, informed consent (sebelum tindakan operasi). Itu pun sampai sekarang tidak diperlihatkan. Karena dari pihak keluarga sama sekali tidak dimintain persetujuan untuk operasi," terangnya.

Ia pun menyesalkan hal tersebut. Di sisi lain, proses penyelidikan oleh pihak kepolisian menurutnya belum ada perkembangan signifikan.

"Ya, saat ini sampai sekarang hanya masih di tahap penyelidikan. Sudah 9 bulan," katanya.

Anju pun kembali menyebut sejumlah kejanggalan yang diduga terjadi dalam kematian anaknya. Salah satunya, ketika itu dokter menyatakan bahwa Bhagas meninggal dunia karena serangan jantung.

Beberapa hal yang disampaikan dokter saat itu antara lain karena Bhagas kegemukan hingga tensi darahnya tinggi.

"Anak saya seperti ini, kok katanya gemuk, padahal dokter anastesi pun (salah satu dokter yang diduga terlibat) tidak pernah bertemu dengan anak saya sebelumnya. Tidak ada observasi atau apapun tidak ada. Tapi dia sudah bilang, 'ini kegemukan'. Makanya kena serangan jantung. Tensinya juga tinggi 180/200," ungkapnya.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Fahmi Amarullah mengatakan bahwa kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Polisi pun telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dari pihak rumah sakit terkait.

"Iya masih kita lidik. Setiap ini (perkembangan) dilaporkan ke pelapor. Banyak (saksi yang sudah diperiksa)," katanya.

Diberitakan sebelumnya R Bhagas Priyo, (28) warga Sepande, Sidoarjo meninggal dunia usai menjalani operasi amandel di sebuah rumah sakit swasta di Sidoarjo pada Sabtu (21/9). Keluarga menduga kematiannya diduga karena malapraktik.

"Sepuluh hari sebelum operasi, kami melakukan cek medis di rumah sakit. Hasilnya, dokter hanya menyebut ada amandel, tidak ada penyakit lain," kata Anju V (49), Ibu kandung Bhagas kepada detikJatim, Selasa (1/10/2024).

Anju pun mengira kematian anaknya ada yang tak beres. Ia lantas menyebut ada dugaan kelalaian rumah sakit dalam menjalani operasi. Salah satunya tidak ada surat persetujuan keluarga yang biasanya menjadi syarat operasi.

Setelah dinyatakan meninggal, dokter memberi tahu keluarga bahwa Bhagas meninggal akibat serangan jantung. Dokter juga menyebut ada flek hitam di paru-paru korban yang diduga akibat kebiasaan merokok.

"Tapi anak saya tidak pernah merokok. Ketika saya sampaikan itu, dokter justru bilang mungkin karena tubuhnya gemuk," kata Anju.




(auh/hil)


Hide Ads