Masuk Kemarau tapi Masih Sering Hujan, Ini 3 Penyebab Utamanya di Jatim

Masuk Kemarau tapi Masih Sering Hujan, Ini 3 Penyebab Utamanya di Jatim

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 27 Mei 2025 02:00 WIB
hujan di surabaya akhir weekend
ILUSTRASI HUJAN DI SURABAYA. Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Meskipun kalender musim menyebut Indonesia telah memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah, termasuk di Jawa Timur, masih kerap diguyur hujan. Fenomena ini pun menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat, kenapa masih sering hujan saat kemarau?

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebut fenomena ini bisa terjadi karena dinamika atmosfer yang sedang aktif. Meski musim kemarau secara resmi sudah dimulai, beberapa wilayah di Jatim ternyata masih berada dalam masa pancaroba.

Penyebab Hujan Saat Kemarau di Jatim

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Berikut ini tiga penyebab utama masih seringnya terjadi hujan di Jawa Timur meski sudah memasuki musim kemarau.

1. Belokan dan Pertemuan Angin di Laut Jawa

BMKG Juanda mencatat adanya pola belokan angin dan konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Laut Jawa. Kondisi ini memicu pembentukan awan-awan hujan yang berdampak langsung ke sejumlah wilayah di Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

2. Gelombang Atmosfer Aktif, MJO dan Gelombang Low

Gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang atmosfer lainnya seperti Gelombang Low saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia, termasuk Jatim. Dua gangguan atmosfer ini dapat meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, kelembapan udara dari lapisan bawah hingga atas juga cukup tinggi, mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus penyebab hujan lebat, angin kencang, dan petir.

3. Masa Pancaroba Masih Berlangsung

Wilayah Jawa Timur belum sepenuhnya keluar dari masa pancaroba, yaitu peralihan musim dari hujan ke kemarau. Kondisi ini ditandai dengan cuaca yang tidak stabil seperti hujan tiba-tiba, angin kencang, dan perubahan suhu yang cepat dan ekstrem.

Potensi Cuaca Ekstrem hingga 27 Mei 2025

BMKG memperkirakan sejumlah wilayah di Jawa Timur masih berpotensi mengalami hujan lebat dan angin kencang hingga 27 Mei 2025. Beberapa daerah yang perlu diwaspadai antara lain sebagai berikut.

  • Surabaya
  • Sidoarjo
  • Gresik
  • Tuban
  • Bojonegoro
  • Ngawi
  • Ponorogo
  • Pacitan
  • Tulungagung
  • Trenggalek
  • Blitar
  • Kediri
  • Kota Batu
  • Malang
  • Pasuruan
  • Lumajang
  • Situbondo
  • Bondowoso
  • Banyuwangi
  • Bangkalan
  • Sampang
  • Sumenep

Imbauan BMKG untuk Masyarakat

Menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu belakangan ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Masyarakat disarankan menggunakan pelindung seperti topi atau tabir surya guna menghindari paparan langsung sinar matahari, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, penting juga untuk menjaga kecukupan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi dan kelelahan. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir. Saat cuaca ekstrem terjadi, hindarilah berada di area terbuka, dekat pohon besar, atau bangunan yang rapuh.

Yang tak kalah penting, masyarakat diminta tetap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Meski sudah masuk musim kemarau, cuaca ekstrem masih bisa terjadi kapan saja. Jadi, tetap waspada dan selalu pantau pembaruan cuaca dari BMKG.




(auh/irb)


Hide Ads